News
Selasa, 28 Oktober 2014 - 17:15 WIB

KONFLIK INTERNAL PPP : Pimpinan DPR Hanya Akui Suryadharma Ali, Kubu Romy Marah dan Banting Meja

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengurus DPP PPP kubu Emron Pangkapi (kedua dari kanan) berbincang dengan mantan Sekjen PPP M. Romahurmuziy (kedua dari kiri), dan politikus Rusli Effendi (kiri) serta Ahmad Yani menggelar kegiatan yang mereka sebut rapat pimpinan nasional di Jakarta, Minggu (14/9/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)

Solopos.com, JAKARTA — Konflik internal di tubuh PPP belum usai pasca-Muktamar PPP di Surabaya beberapa waktu lalu. Justru konflik itu mencapai babak baru saat kedua kubu bertemu di Rapat Paripurna DPR, Selasa (28/10/2014).

Bahkan, kubu Romahurmuziy (Romy) dan Suryadharma Ali itu terlibat keributan hingga meja di ruang sidang dibalik secara emosional. Akibatnya, gelas-gelas minuman di meja pecah.

Advertisement

Dilaporkan Detik, kejadian itu bermula dari pengesahan nama-nama alat kelengkapan dewan (AKD) di DPR. Sesuai jadwal, hari ini DPR menerima nama-nama anggota AKD dari kelompok Koalisi Indonesia Hebat. Tapi di tengah sidang kericuhan terjadi. Saat itu, pimpinan DPR memilih dan mengesahkan nama-nama anggota dari Fraksi PPP yang diajukan kubu Suryadharma Ali.

Anggota DPR dari Fraksi PPP dari kubu Romy sontak melancarkan protes. Mereka meminta pimpinan DPR mencabut daftar nama itu. Pimpinan DPR tak menggubris. Anggota Fraksi PPP, Hasrul Azwar, kemudian menghampiri meja pimpinan dan menyerahkan berkas dari Kementerian Hukum dan HAM yang mengesahkan Romahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP.

Tapi pimpinan DPR tak juga mencabut daftar nama alat kelengkapan dewan dari PPP yang sudah disahkan. Dengan marah Hasrul Azwarn membalikkan dua meja di hadapannya. Beberapa gelas pecah. Sejurus kemudian Hasrul, Romahurmuziy, dan beberapa anggota Fraksi PPP, meninggalkan ruang sidang paripurna melalui pintu samping. Pimpinan DPR juga keluar dan sidang paripurna ditutup.

Advertisement

Dalam kesempatan terpisah, politikus PDIP, Pramono Anung, mengatakan telah mendengar bahwa Kementerian Hukum dan HAM mengesahkan hasil muktamar PPP di Surabaya. Di muktamar ini Romy disahkan jadi Ketua Umum. “Yang jelas, Pak Romahurmuziy sudah sah sebagai Ketua Umum,” ujar Pramono.

Pindahnya PPP ke Koalisi Indonesia Hebat pro Jokowi otomatis membuat peta kekuatan di DPR tentang alat kelengkapan dewan menjadi lima untuk Koalisi Merah Putih beserta Partai Demokrat dan lima untuk Koalisi Indonesia Hebat.

Begitu keluar dari ruang Sidang Paripurna DPR, Romahurmuziy dan Hasrul Azwar enggan menjawab pertanyaan wartawan. Namun seperti disebutkan awak Kompas TV, saat dihubungi, Hasrul mengatakan hingga saat ini rapat dilanjutkan tapi masih belum ada keputusan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif