News
Selasa, 28 Oktober 2014 - 18:15 WIB

ANGIN KENCANG SOLORAYA : Inilah Deretan Kerusakan Akibat Terjangan Puting Beliung di Soloraya Kemarin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Plafon kantor Kecamatan Kartasura hancur akibat tersiram air hujan yang masuk dari genting yang beterbangan dihantam angin. Foto diambil Selasa (28/10/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARTASURA — Setidaknya terdapat 95 rumah di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, rusak dihantam angin puting beliung, pada Senin (27/10/2014) sore. Kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp224.566.000.

“Berdasar data sementara yang masuk di Kecamatan Kartasura, kerusakan terdiri atas atap rumah, pohon tumbang, baliho dan sebagainya. Alhamdulillah sampai saat ini kami tidak mendapat laporan adanya korban meninggal,” ujar Camat Kartasura, Bahtiar Zunan ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (28/10/2014).

Advertisement

Menurut dia, jumlah rumah rusak terbanyak di Desa Pabelan, yaitu sebanyak 56 unit rumah rusak berat ringan. Rumah-rumah itu rata-rata mengalami rusak bagian atap yang terbuat dari genting dan seng. Kerusakan parah diderita salah satu toko di Jl. A. Yani karena tertimpa pohon mahoni yang tumbang. Selain itu baliho di Jl. A. Yani berukuran kira-kira 4×6 meter juga rusak parah diterjang angin puting beliung.

Kerusakan parah lainnya juga diderita Kantor Kecamatan Kartasura yang baru diresmikan pada 3 April 2014 ini. Akibat bencana itu, plafon dari gypsum di lantai dua seluas 50 meter persegi hancur tersiram air karena genting di atasnya beterbangan terbawa angin.

Genting pada bangunan baru itu banyak yang beterbangan sehingga menimpa bangunan di dekatnya dan menimpa kendaraan yang diparkir. Ketika angin puting beliung terjadi sekitar pukul 14.45 WIB, pegawai kantor belum pulang. Tapi mereka tak berani keluar kantor sebab banyak genting beterbangan dan beberapa di antaranya menimpa atap rumah sebelah.

Advertisement

“Ketika itu para pegawai panik, karena bunyi genting jatuh ke atap rumah sebelah menyerupai bunyi letusan senjata api. Sedangkan di dalam kantor mereka juga tak tenang karena gypsum yang hancur akibat tersiram air hujan yang masuk dari atap menimbulkan suara keras,” ujar Zunan.

Suasana mencekam itu terjadi kira-kira 15 menit, karena angin yang semula bertiup dari selatan disusul dari berbagai arah itu mampu menerbangkan genting. Angin yang bertiup setidaknya terjadi empat kali berturut-turut sehingga para pegawai banyak yang panik.

Salah seorang warga Wirogunan, Sunoto, 46, mengatakan angin puting beliung tersebut bertiup sangat kencang. Akibatnya atap sejumlah rumah, pepohonan, baliho dan sebagainya mengalami kerusakan cukup parah. “Yang saya tahu saja di dekat saya ini ada enam rumah yang atapnya rusak. Karena angin yang bertiup kencang sekali sehingga atap dari seng itu beterbangan,” kata dia.

Advertisement

Kondisi ini mengakibatkan warga yang berada di dekat bencana panik. Mereka ketakutan karena angin bertiup cukup lama. Salah seorang warga Wirogunan lainnya, Joko, 55, mengatakan atap seng rumah milikinya juga beterbangan dihantam angin. “Seng rumah saya ini bisa terbang jauh kira-kira 300 meter. Bahkan kayu blandar rumah saya ini juga ikut terbang terbawa angin. Untuk tidak ada korban jiwa,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif