News
Selasa, 28 Oktober 2014 - 01:30 WIB

AGENDA BUDAYA SOLO : Jokowi-JK Hapus Kemenparekraf, Penggagas IIMF Jalan Terus

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Workshop Pembuatan Topeng untuk Indonesia Mask Festival 2014. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menghapus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, berimbas pada penyelenggaraan sejumlah agenda budaya di Kota Solo. Salah satu agenda teranyar yang dijalankan Kemenparekraf di Solo adalah Indonesia International Mask Festival (IIMF).

Sebagai informasi, agenda bergengsi yang mulai mengisi jajaran festival tahunan Kota Solo pada 2014 tersebut awalnya digagas Irawati Kusumorasri. Perempuan yang telah mapan menyelenggarakan festival tahunan Solo International Performing Arts (SIPA) itu mulanya tergerak membuat festival tari topeng yang diadaptasi dari Kota Andong, Korea Selatan.

Advertisement

Saat hendak mengajukan proposal pendanaan ke Kemenparekraf, IIMF justru dilirik kementerian yang kala itu dinahkodai Mari Elka Pangestu. Sebagai konseptor program festival, Irawati akhirnya “melepas” IIMF menjadi agenda yang penyelenggaraannya didukung penuh oleh pemerintah. Perhelatan perdana IIMF 2014 akhirnya sukses digelar di Benteng Vastenburg, Minggu-Senin (14-15/9/2014) malam.

Berbagai keragaman seni tari berbasis topeng dari delegasi seni asal Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Indonesia, ditampilkan selama dua hari pertunjukan IIMF 2014.

Tak Pasti
Kepada Solopos.com, Irawati Kusumorasri membeberkan masa depan IIMF selepas penghapusan Kemenparekraf dari Kabinet Kerja Jokowi-JK. “Sampai saat ini belum ada kepastian Kemenparekraf masuk pos mana. Saya masih menyimak perkembangannya. Saya memastikan IIMF ada tahun depan. Kalau tidak ada yang merespons, ya akan saya garap mandiri,” katanya, saat berbincang di Kantor Sekretariat SIPA-IIMF, Kerten, Laweyan, Solo, Senin (27/10/2014).

Advertisement

Ira mengungkapkan pihaknya tidak terlalu khawatir dengan imbas penghapusan Kemenparekraf. Baginya, peran Presiden Joko Widodo yang pernah menjabat Wali Kota Solo bakal memiliki efek domino bagi penyelenggaraan agenda budaya berkualitas di Kota Bengawan.

“Presiden yang sekarang kan orang Solo. Sedikit banyak pasti ada dampaknya. Kami tidak berharap ada jalan tol [akses dukungan langsung]. Tapi setiap agenda yang berkualitas, kami yakin pasti dukungan dari banyak pihak selalu mengalir,” ujarnya.

Perempuan yang baru saja diundang tampil dan menyaksikan pergelaran Andong Mask Dance Festival di Korea Selatan, awal Oktober lalu, mengungkapkan konsep penyelenggaraan IIMF 2015 mendatang tidak bakal banyak bergeser dari penyelenggaraan perdananya.

Advertisement

“Konsepnya masih sama. Kami mengakomodasi kesenian topeng tradisional Indonesia. Selain itu, kami juga menampilkan potensi kesenian topeng dari negara tetangga. Harapannya banyak maestro dari luar negeri yang bisa hadir di sini,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif