Jogja
Senin, 27 Oktober 2014 - 23:40 WIB

Perajin Batik Diminta Ciptakan Motif Modern

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu proses pembuatan batik sinom parijotho salak di Dusun Plapangan, Pandowoharjo, Sleman. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Perajin batik di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diminta menciptakan motif batik yang mengikuti perkembangan zaman dan lebih modern.

Hal itu diungkapkan dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta Aruman, di Kulonprogo, Minggu (26/10/2014). Ia mengatakan penobatan Jogja sebagai kota batik dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council) harus menjadi cambuk bagi perkembangan industri batik di DIY, khususnya Kulonprogo.

Advertisement

“Batik tidak hanya meggunakan motif tradisional semata, namun telah maju dengan motif kontemporer, baik dalam media kain maupun kayu. Selain itu, motif batik harus mengikuti perkembangan zaman,” kata Aruman dalam workshop desain batik post modernisme dengan media kayu dan kain di Sembung Batik.

Aruman mengatakan perkembangan industri batik tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menjadikan batik makin dikenal di kancah internasional.

Namun, menurut dia, persoalan yang cukup serius yakni regenerasi pembatik muda masih stagnan.

Advertisement

“Perajin masih sulit bersaing dengan pembatik yang sudah lama bergelut dengan industri batik. Sehingga perlu ada terobosan teknik dan ‘tren’ batik yang lebih menyasar anak muda,” katanya.

Untuk itu, kata dia, perlu adanya regenerasi pembatik, agar ke depan batik tetap eksis dan terus berkembang.

Salah seorang peserta workshop, Ika Yeni Saraswati mengatakan senang bisa ikut terlibat langsung dalam proses pembuatan batik. Sehingga dirinya paham dengan tahapan dan proses membatik. Ilmu ini dirasakan cukup penting dan akan ditularkan kepada teman-temannya.

Advertisement

Menurut Ika, pengakuan batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO harus diikuti dengan kiprah nyata generasi muda. Sebab, membatik tidak kaku dengan canting dan motif yang sudah ada. Namun, bisa menggunakan kuas dengan motif sesuai kreasi.

“Batik bisa menjadi media untuk berekspresi, motif sesuka kita,” katanya.

Ia mengatakan pengembangan batik ke arah modern akan membuat batik mudah diterima pasar, baik kalangan remaja dan generasi muda.

“Sesuai dengan jiwanya mereka ingin batik kontemporer yang tidak terpikat pada satu motif tertentu. Terpenting nilai budaya dari batik ini tidak hilang,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif