News
Senin, 27 Oktober 2014 - 11:47 WIB

KABINET JOKOWI-JK : Resmi Dilantik, Beberapa Nama Menteri Dinilai Tidak Tepat Posisinya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jokowi-JK umumkan kabinet di halaman tengah Istana Kepresidenan Jakarta, Minggu, Minggu (26/10/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri-menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK baru saja mengikuti prosesi pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/10/2014). Meski segera dituntut bekerja secepatnya, beberapa nama dinilai ditempatkan tidak pada posisi yang tepat.

Kepala Lembaga Penelitian Ekonomi Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, I Kadek Dian Sutrisna, mencontohkan salah satu posisi yang dianggap kurang tepat adalah penempatan Rahmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan. Melihat portofolio Gobel sebagai pemegang National Gobel Group yang sekarang bernama Panasonic Gobel Group, pengusaha Indonesia ini dinilai lebih tepat sebagai menteri perindustrian.

Advertisement

“Kenapa Rahmat Gobel tidak ditempatkan sebagai Menteri Perindustrian. Ya memang masih ada keterkaitan antara industri dan perdagangan,” kata Kadek dalam sebuah diskusi di Metro TV, Senin pagi.

Hal serupa juga diungkapkan pengamat politik Yunarto Wijaya. Sama seperti Kadek, Yunarto memberikan contoh nama lain yang dinilainya kurang tepat untuk menduduki posisi menteri tertentu. “Siti Nurbaya, yang berpengalaman di DPD, kenapa ditempatkan di menteri lingkungan hidup, bukan sebagai menteri pendayagunaan aparatur negara?” kata Yunarto dalam forum yang sama.

Namun Yunarto mengapresiasi penempatan beberapa perempuan sebagai menteri. Menurutnya, pemilihan perempuan-perempuan ini bukan dilakukan Jokowi hanya untuk memenuhi kuota perempuan di kabinet. Dia mengakui perempuan-perempuan menteri tersebut merupkan perempuan perkasa dan diangkat karena prestasi mereka.

Advertisement

Yunarto juga mengakui Kabinet Kerja Jokowi-JK merupakan kabinet yang kompromistis karena Jokowi masih mengakomodasi orang-orang parpol. Meski masih memuat banyak profesional, masuknya kalangan parpol dinilai banyak kalangan masih mengisyaratkan Jokowi memberi kompromi bagi kekuatan politik yang ikut mendukungnya dalam Pilpres 2014.

“Ini kabinet kompromistis, tapi mudah-anan tidak transaksional,” kata Yunarto.

Jokowi dinilai sudah berupaya menunjukkan kepada publik bahwa dia tidak asal tunjuk orang atau menerima pesanan dari pihak lain dengan menunjukkan latar belakang calon-calon menterinya. “Dia berupaya menjelaskan siapa orang tersebut. Ini menunjukkan dia sudah mengenal, bukan hanya menyebutkan nama. Meskipun ada yang cuma disebutkan sebagai ‘politisi yang sudah malang melintang, tapi tidak ada hubungan dengan jabatan tersebut’.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif