Jogja
Senin, 27 Oktober 2014 - 12:40 WIB

KABAR LANUD ADISUTJIPTO : Asyiknya Melintasi Pegunungan Sewu Dari Atas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah atlet FASI DIY saat bersiap di depan di Hanggar FASI DIY Lanud Adisutjipto sebelum melakukan cross country akhir pekan lalu. (JIBI/Harian Jogja/Pentak Lanud Adi Sutjipto)

Harianjogja.com, SLEMANJogja Flying Club (JFC) melakukan navigasi jarak jauh menempuh perjalanan sekitar 300 Km melewati atas pegunungan sewu sisi selatan DIY menuju Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, akhir pekan lalu. Cross country pesawat itu dilakukan untuk mendekatkan peminat olahraga dirgantara baik yang berada di DIY maupun di daerah Jawa Timur khususnya Malang.

Dalam melakukan navigasi, JFC yang berada di bawah FASI DIY ini menggunakan dua pesawat trike, tiga pesawat fixed wing dan satu pesawat microlight. Sejumlah anggota FASI DIY yang ikut meramaikan antara lain Aqsa dan Agung dengan registrasi pesawat PKS-252. Kemudian Faslan dan Okky menggunakan pesawat dengan registrasi PKS-220 serta Heri Setiawan dan Heri Rudianto mengunakan pesawat Fixed Wing registrasi PKS-711.

Advertisement

Keberangkatan mereka bernavigasi dilepas oleh Komandan Lanud Adisutjipto, Marsma TNI Yadi I. Sutanandika, di Hanggar FASI DIY, Lanud Adisutjipto.

“Navigasi udara jarak jauh mengunakan trike dan fixed wing untuk meningkatkan ketrampilan para atlet Fasi DIY. Kami berharap ketrampilan yang diperoleh dapat bermanfaat dalam mendulang prestasi dikejuaraan kedirgantaraan di masa mendatang,” ungkap Danlanud dalam, Minggu (26/10/2014).

Kasi Binpotdirga Lanud Adisutjipto Letkol Kes Yulianto Hadi menambahkan rute selatan sengaja dipilih dalam cross country kali ini. Rute yang tidak mudah, kata dia, karena faktor kesulitan medan pegunungan sewu di daerah Pacitan. Selain itu rute juga menyusuri di atas pantai yang minim fasilitas pendaratan. Rute tersebut sengaja diambil selain alamnya indah sekaligus sebagai cara untuk mengetahui kemampuan membaca medan dan navigasi udara yang telah dipelajari para atlet untuk dihadapkan dengan kondisi yang sebenarnya.

Advertisement

Yulianto mengakui rute itu merupakan penerbangan yang menantang dan pernah dilakukan tahun lalu namun tak berjalan mulus karena faktor cuaca. Jarak 300 kilometer itu ditempuh dalam waktu tiga jam. Para atlet menempuh ketinggian antara 1500 hingga 3000 kaki dengan kecepatan 80 km/jam.

“Cross Country mengambil rute Adi Sutjipto, Gading [Gunungkidul], Wonogiri, Pacitan, Trenggalek, Blitar, Kepanjen, Malang,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif