Jogja
Senin, 27 Oktober 2014 - 19:20 WIB

Berebut Berkah dari Kuras Kong

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prosesi kuras kong atau gentong yang rutin digelar setiap 1 Muharram Dusun Pengkol, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar Gunungkidul. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Setiap 1 Muharram, ada tradisi unik di Dusun Pengkol, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar. Warga berjejal untuk mendapatkan air dari berbagai sumber dalam tradisi kuras kong atau kurang gentong. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com, Kusnul Isti Qomah.

Slamet, warga Dusun Pengkol sudah berdiri beberapa lama di sekitar padepokan Ki Ageng Damarjati di Dusun Pengkol, Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Sabtu (25/10/2014). Tangannya memegang sebuah botol kosong. Cuaca saat itu lumayan panas.

Advertisement

Slamet pun berusaha mencari tempat teduh sembari menunggu-nunggu suatu hal. Ah, rupanya ia tengah menunggu prosesi kurang kong atau kurang gentong dimulai.

Slamet tak sendirian, tetangganya juga sudah mulai berkerumun. Mereka juga membawa botol kosong. Ada yang membawa satu, dua, bahkan empat botol kosong.

Advertisement

Slamet tak sendirian, tetangganya juga sudah mulai berkerumun. Mereka juga membawa botol kosong. Ada yang membawa satu, dua, bahkan empat botol kosong.

“Saya mau minta air dari kuras kong ini. Setiap tahun selalu ikut antre air saat kurang kong,” ujar dia, di sela-sela acara.

Ia percaya, air yang ia dapat dari prosesi tersebut dapat mendatangkan berkah karena sudah didoakan. Menurutnya, air tersebut bisa menyembuhkan jika ia atau anggota keluarganya ada yang sakit.

Advertisement

Tak lama kemudian, seorang abdi dalem dari Kraton Jogja menuju sebua banguan berselimut kain putih. Di dalamnya, ada sebuah gentong besar berisi penuh air.

Sang abdi dalem memimpin doa dan memulai ritual. Warga pun semakin mendekat ke tempat ritual. Mereka berjejal berharap botol kosong yang dibawa diisi lebih dulu.

Usai memimpin doa, kembang setaman diberikan kepada abdi dalem lain yakni Aminudin Aziz. Aziz mulai menaburkan bunga tersebut ke dalam gentong. Warga pun semakin berjejalan dan menyodorkan air kepada Aziz agar diisi lebih dulu.

Advertisement

“Air terdiri dari molekul-molekul yang jika didoakan akan menjadi baik molekulnya. Masyarakat kita rupanya sudah tahu ini dari jaman dulu,” ujar dia.

Sesepuh ritual Wagino menjelaskan, air yang ada di dalam gentong tersebut merupakan air yang didapat dari berbagai sumber. Antara lain, dari sumber air wali songo, air dari tempuran tujuh sungai, dan dari sumber air istimewa lainnya.

“Kami membuka gentong ini setiap tahun setiap 1 Muharram. Warga yang ingin mendapatkan berkah pasti datang untuk mendapatkan air,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif