Lifestyle
Minggu, 26 Oktober 2014 - 01:15 WIB

Miliki Air Jernih, Ndalem Mendadak Jadi Lokasi Selfie dan Mandi (1/2)

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung tengah berenang di area Cekungan sungai Tepus, Dusun Ndalem, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman pekan lalu. Cekungan itu kini menjelma menjadi wisata baru. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN-Dusun Ndalem, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman akhir-akhir ini mendadak banyak didatangi wisatawan. Apa yang istimewa dari dusun ini?

Meski bukan hari libur, tetapi Dusun Ndalem, Widodomartani tetap ramai didatangi wisatawan, pekan lalu. Mereka rata-rata adalah mahasiswa yang datang silih berganti melewati sebuah gang sempit yang berada di selatan pasar Jangkang, Ngemplak, Sleman. Dari jalan raya akan menyusuri gang masuk ke timur perkampungan sekitar 100 meter kemudian parkir di sebuah lahan yang hanya cukup sekitar 50 motor. Setelah itu, untuk menuju ke tempat tujuan harus berjalan sekitar 50 meter dari lokasi parkir.

Advertisement

Wisatawan harus melewati jalan setapak yang kini dilebarkan meski masih bergeronjalan tanah sana sini. Selanjutnya akan menemui sebuah sabo dam pertama. Airnya sangat jernih. Tapi sabo ini masih dikerumuni sampah dedaunan bambu yang sedang dibersihkan warga. Barulah kemudian sekitar 20 meter dari sabo pertama akan menemui sabo dam kedua. Lokasi kedua inilah yang menjadi daya tarik wisatawan. Sabo yang dibangun sejak 1980 itu kini menjelma menjadi perhatian mata. Apa sebenarnya yang membedakan?

Adalah air jernih. Sangat berbeda dengan air pada umumnya. Air di bawah sabo yang membentuk cekungan itu berwarna biru laut dan sangat jernih. Cekungan memiliki kedalaman sekitar tiga meter dan area pinggir sekitar 1,5 meter. Kontras dengan cekungan lain di area sungai-sungai yang berwarna jernih layaknya air pada umumnya. Cekungan pada sabo dam pertama sebenarnya juga memiliki ciri air yang sama, berwarna biru nan jernih tapi masih dalam proses pembersihan.

“Sebenarnya sama-sama biru jernih airnya sabo dam pertama dan kedua. Tapi sabo pertama ini masih dibersihkan. Kami terkendala ketiadaan mesin pemompa air untuk menguras lebih dahulu,” ungkap Sunarto, Wakil Ketua Pengurus Tirta Budi, saat ditemui pekan lalu.

Advertisement

Peralihan sungai kecil itu menjadi banyak dikunjungi, membuat warga setempat kian sadar wisata. Mereka mulai membentuk kepengurusan untuk mengelola jangka panjang. Secara sukarela membersihkan area sungai. Serta mendirikan tempat duduk terbuat dari bambu yang pohonnya diambilkan dari pinggiran sungai. Jalan-jalan mulai diperbaiki meski dengan seadanya. Jelmaan wisata baru itu juga menyulap ekonomi masyarakat. Mereka kian kreatif untuk berwirausaha. Dapat ditemukan lebih dari 10 warga yang berjualan makanan di area tersebut sejak sebulan terakhir.

“Perawatan seperti membuat kursi, sementara masih kami dapatkan dari uang parkir,” imbuh Sunarto.

Untuk ukuran destinasi baru, Tirta Budi sudah mencapai angka kunjungan fantastis ketimbang Desa Wisata lainnya di Sleman yang belum maksimal. Catatan pengelola, lebih dari 500 orang tiap hari Sabtu dan Minggu lokasi itu Tirta Budi dibanjiri pengunjung. Sedangkan hari-hari biasa lebih dari 100 pengunjung dengan rata-rata didominasi mahasiswa. Mereka selain hanya untuk sekedar foto-foto di area cekungan sabo dam kedua, juga banyak yang memanfaatkan untuk berenang.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif