Lifestyle
Minggu, 26 Oktober 2014 - 06:00 WIB

KULINER SOLO : Makanan Herbal Menyehatkan! Mau?

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kedai Hefchick di Kleco, Solo (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah menu makanan dibuat dengan bumbu alami agar lebih menyehatkan. Menu tersebut biasanya mempunyai komunitas penggemar khusus sebelum dipasarkan secara umum. Tahukah Anda, ada tawaran menu semacam itu di Kota Solo?

Kedai makan Hefchick (Herbal Fried Chicken) Kampung, di Jl. Papagan No. 59, Kleco, Mahamhaji, Kartasura, atau sekitar 200 meter sebelah selatan lampu lalu lintas Pasar Kleco adalah salah satunya. Kedai makan itu menyediakan aneka sajian menu ayam herbal.

Advertisement

Pengolahan menu ayam kremes, ayam bakar, chicken steak, dan lainnya, sama sekali tidak menggunakan campuran monosodium glutamate (MSG) atau penyedap rasa (micin). Semua menu disajikan  menggunakan bumbu-bumbu alami.

Kedai yang baru buka pada 10 September 2014 lalu itu sebelumnya hanya melayani komunitas tertentu di Kota Solo. Komunitas itu berkeyakinan makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia akan mempengaruhi kondisi tubuh. Jika tubuh sakit, bisa jadi penyebabnya berasal dari makanan atau minuman.

Advertisement

Kedai yang baru buka pada 10 September 2014 lalu itu sebelumnya hanya melayani komunitas tertentu di Kota Solo. Komunitas itu berkeyakinan makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia akan mempengaruhi kondisi tubuh. Jika tubuh sakit, bisa jadi penyebabnya berasal dari makanan atau minuman.

Nyatanya semakin banyak kalangan beranggapan demikan. Alhasil, peluang bisnis pun terbuka, menu tersebut dijual pula untuk umum di restoran atau kedai makan. Seiring semakin banyaknya kalangan yang berkesadaran tinggi atas kesehatan mereka, maka semakin banyak pula warung makan, kedai maupun kafe menggunakan bahan alami atau herbal.

“Kami punya peternakan ayam herbal sendiri. Jadi dari hulu hingga hilir kualitas herbalnya terjaga. Kami juga punya pabrik pakan ayam sendiri,” ujar Manajer HefChick Kampung, Handoko, saat ditemui Solopos.com di kedai tersebut, Kamis (2/10/2014).

Advertisement

Pihaknya menggunakan probiotik sebagai pakan ayam. Menurut Handoko, probiotik mengandung bakteri baik yang bukan hanya cocok untuk ayam, tapi juga bagi tubuh manusia.

Tak Mahal
Selain menyehatkan, harga makanan di Hefchick juga cukup ramah di kantong. Hefchick sayap dan paha krispi dihargai Rp6.000 per potong, Hefchick dada dan paha atas Rp8.000 per potong. Sedangkan barbeque chicken steak dihargai Rp16.000 per porsi. Ada juga sup ayam dan sup jagung yang harganya tak lebih dari Rp10.000 per porsi.

Rasa, tekstur, dan keempukan ayam Hefchick ini tak berbeda jauh dari menu ayam pada umumnya. Hal yang paling membedakan dari sajian menu ayam lainnya adalah kandungan daging ayam dan lebih sehat. “Menu ayam kampung juga herbal semua,” ujar Handoko.

Advertisement

Sementara itu, salah satu warga kampung Cinderejo Kidul RT 002/RW 008, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Muh Suwono HS, menciptakan jenis kerupuk karak baru yang diberi nama Karak Herbal. Suwono yang akrab dipanggil Mbah Wono, ini membuat karak tanpa bleng, boraks, dan MSG.

Mbah Wono mengaku telah melakukan penelitian untuk membuat karak herbal tersebut selama empat bulan. Setelah menemukan formula yang pas untuk pembuatan karak, dia lalu memberdayakan warga kampung, terutama ibu-ibu, untuk memproduksi karak herbal itu.

Dalam pembuatan karak, Mbah Wono menggunakan beras yang berkualitas baik. Dia tidak memakai beras raskin maupun nasi sisa. Karena itu dia menjamin kualitasnya baik dan layak untuk dikonsumsi oleh siapa pun. “Dari zaman saya kecil sampai sekarang, yang namanya karak pasti pakai campuran bleng. Padahal itu tidak baik bagi kesehatan tubuh,” ujar Mbah Wono.

Advertisement

Saat ini, kata dia, sudah ada lima kelompok yang memproduksi karak herbal. Satu kelompok sudah berhasil memproduksi tiga kilogram karak dalam sehari. Menurut rencana, karak herbal ini juga akan jadikan salah satu produk andalan di Kota Solo.

Karak herbal ini berbentuk bulat, tidak seperti karak pada umumnya yang berbentuk persegi panjang. Selain itu, warnanya juga lebih cerah. Bahkan,  saat setelah digoreng, warna karak pun juga masih cerah. Karak herbal ini justru dibentuk saat masih dalam kondisi panas.

Hal itu berbeda dengan karang yang menggunakan bleng yang baru diiris tipis-tipis setelah adonan sudah dingin. “Karak herbal kalau diolah saat dingin justru pecah,” ungkap Mbah Wono.  Satu paket karak herbal seberat 0,25 kilogram (kg) dihargai Rp6.000  dan karak herbal kemasan 1 kg dijual Rp24.000.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif