News
Minggu, 26 Oktober 2014 - 18:20 WIB

Dalang dari Kulonprogo Pimpin Ruwatan di TMII

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Prosesi Ruwatan di TMII. (Andreas Tri Pamungkas/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JAKARTA- 1 Suro/1 Muharam 1436 hijriyah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta diperingati dengan ruwatan massal. Ruwatan massal ini mengundang banyak peminat, bahkan warga negara Amerika Serikat, Andrew James Scott yang tinggal di Jakarta tertarik mengikutinya.

Ruawatan ini tepatnya berlangsung di anjungan DIY TMII, Sabtu (25/10/2014). Siang itu tak seperti hari biasanya. Panas yang menyengat kulit diwarnai dengan suasana magis. Wisatawan yang berkunjung pun rupanya tak sekadar hanya mendapatkan tontonan budaya tapi juga sebuah tuntunan.

Advertisement

Ki Suparman Cermo, seorang Dalang dari Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo DIY memimpin langsung prosesi ruwatan massal tersebut. Ki Suparman memulai prosesi dengan membaca doa dengan duduk diantara berbagai sesaji dari para sukerta.

Ruwatan itu setidaknya diikuti 94 penyandang sukerta, 50 laki- laki dan sisanya perempuan. Mereka di antaranya ruwatan  untang-unting, kethono-kethini, kembang sepasang, ontang-anting, garendel, julung kembang, gotong mayit, julung sungsang, uger-uger lawang, dan sendang kapit pancuran.

Sesaji berupa pisang raja setangkep, seperangkat pakaian, pecut dan saupi itu merupakan serah-serahan dari para sukerta. Setelah Ki Suparman selesai membacakan doa, puluhan sukerta dengan didampingi kedua orang tuanya kemudian kirab mengelilingin anjungan Pemda DIY.

Advertisement

Mereka kemudian sungkem pada kedua orang tuanya itu. Upacara berlanjut dengan penyerahan wayang Bathara Guru oleh perwakilan Sukerta. Ki Suparman lalu meneruskannya dengan Pagelaran Wayang Kulit dengan lakon Murwokala.

Puncak Ruwatan ditandai dengan pengguntingan rambut kedua perwakilan Sukerta oleh Ki Suparman. Dalam upacara inu juga disertai dengan getakan, injak Bumbung, dan siraman.

Kepala Kantor Perwakilan Daerah DIY di Jakarta Djoko Aryanto dalam sambutannya mengatakan, ruwatan itu dimaksudkan dengan tujuan agar masing-masing individu maupun keluarga dapat terhindari dari kesulitan dan malapetaka, sekaligus untuk mewarisi budaya dari leluhur.

Advertisement

“Kita semua menyadari betapa pentingnya pelestarian budaya yang mempunyai nilai tradisi adiluhung harus tetap terjaga,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif