News
Minggu, 26 Oktober 2014 - 01:00 WIB

Bahas Kurikulum, 20 Universitas Berkumpul di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa (thitup.com)

Solopos.com, KARANGANYAR— Sebanyak 31 fakultas dari 20 universitas di Indonesia berkumpul di Lor In Hotel, Colomadu, Karanganyar, Rabu (22/10/2014) dalam acara International Symposium on One Health University. Mereka membahas penyesuaian kurikulum untuk menyikapi penyelesaian persoalan kesehatan dunia.

Koordinator Indonesia One Health University Network (Indohun), Wiku Adisasmito, mengatakan kegiatan tersebut dilatarbelakangi oleh masalah dunia di bidang kesehatan yang belum terselesaikan hingga saat ini.

Advertisement

“Ada inisiatif global yang disebut one health. Itu menggabungkan tiga aspek kesehatan, yaitu kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan. Mengapa begitu? Sebab ada masalah di dunia sejak dulu yang belum terselesaikan,” jelas dia saat ditemui Solopos.com, di Lor In Hotel, Rabu. Persoalan tersebut adalah berkaitan dengan penyakit zoonosis, atau penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya.

Salah satu contoh penyakit zoonosis yang belum terselesaikan adalah HIV/AIDS.  “Pertama itu kan HIV/AIDS yang sebenarnya asalnya dari primata. Karena manusia sering ke hutan dan berinteraksi dengan binatang tersebut maka lama-lama virusnya beradaptasi pada manusia. Sampai sekarang persoalan HIV/AIDS ini belum selesai,” lanjut Guru Besar Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.

Bahkan menurut Wiku, persoalan zoonosis saat ini semakin besar. Setelah HIV/AIDS, saat ini masyarakat juga mengenal penyakit yang dapat ditularkan melalui binatang, seperti flu burung, flu babi, ebola dan sebagainya.

Advertisement

Wiku mengatakan acara yang digelar tersebut merupakan gerakan dunia. “Indohun merupakan Jejaring universitas untuk one healt yang ada di Indonesia. Saat ini anggotanya ada 31 fakultas dari 20 universitas,” jelas dia.

Fakultas yang terlibat adalah fakultas yang menyangkut tiga aspek utama, yaitu kesehatan masyarakat, kedokteran, dan kedokteran hewan.

Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk membuat penyesuaian kurikulum. Diharapkan melalui kurikulum yang telah disesuaikan itu mampu memperbaiki proses identifikasi penyakit ke depan.

Advertisement

“Penyesuaian kurikulum ini dilakukan agar ketika bekerja di lapangan mereka [lulusan] sudah terbiasa bekerja sama. Sehingga proses identifikasi kasus lebih cepat. Bukan hanya identifikasi kepada manusia tapi juga hewan dan lingkungan,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif