Soloraya
Sabtu, 25 Oktober 2014 - 07:31 WIB

ASAL USUL : Asale Desa Tulung Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Balai Desa Tulung, Klaten (Crisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN–Saling menolong merupakan sikap yang diajarkan semua agama. Dengan perilaku ini, warga diharapkan dapat guyub rukun dalam berlingkungan.

Semangat filantropi itu tampaknya telah dipahami warga di sebuah desa di Klaten sejak lama. Nama desa tersebut adalah Tulung.

Advertisement

Ya, nama desa yang terletak di utara Kabupaten Klaten ini memang identik dengan sikap menolong atau dalam bahasa Jawa tetulung. Konon, seratusan tahun lalu warga desa banyak bergaul dengan pedagang lokal maupun pendatang. Interaksi yang terjadi sekitar pasar sapi ini pun menghasilkan hubungan hangat.

Tak jarang warga sekitar menolong para pedagang yang mengalami kesulitan. Sikap masyarakat yang ringan tangan ini mengetuk pedagang untuk memberi penghargaan.

“Akhirnya pada tahun 1942, wilayah itu dinamai Desa Tulung sebagai imbal jasa pedagang, sampai sekarang,” ujar Kepala Desa (Kades) Tulung, Dasuki, saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (2/8/2014).

Advertisement

Dasuki mengatakan pasar sapi dulunya merupakan salah satu pusat keramaian di Desa Tulung. Pasar seluas ribuan meter persegi ini bahkan tumbuh menjadi ruang persemaian kerukunan, tak sekadar berdagang. Namun karena derasnya pendirian bangunan serupa di wilayah sekitar, pasar tersebut tinggal nama sejak 1965.

Lahan Pasar
Saat ini, sebagian lahan pasar berubah menjadi kompleks pemerintahan dan kesehatan Desa Tulung.

“Sebagian pedagang beralih ke Pasar Keden, Sorogaten dan Pasar Ngangkruk Boyolali. Perlahan pasar itu mati,” tutur Dasuki.

Advertisement

Meski simbol pemberian nama Desa Tulung itu sudah hilang, warga percaya Tulung masih menawarkan kehangatan. Bahkan, Desa Tulung dipercaya sebagian warga mampu membawa kesuksesan. Kades berkisah sejumlah dalang tenar seperti Ki Warseno Slenk pernah pentas di Tulung saat awal karir.

“Dulu para dalang kalau ingin sukses pasti sering menggelar wayangan di desa ini,” kata dia.

Desa yang telah tujuh kali mengalami pergantian lurah itu pun diyakini memberi pitulung bagi calon kepala daerah maupun calon anggota legislatif. Kades mengatakan perwakilan Presiden terpilih, Joko Widodo, sempat mengunjungi Tulung untuk meminta restu warga.

“Mereka yang datang ke Tulung dengan kebersihan hati insyaallah jadi,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif