Jogja
Jumat, 24 Oktober 2014 - 01:20 WIB

DPRD JOGJA : "Isin aku, Dewan koyo ngene, isin."

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Rapat Paripurna DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/9/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Puspa Perwitasari)

Harianjogja.com, JOGJA – Dinamika di dalam internal kelembagaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Jogja, masih diwarnai pertarungan antara kubu Koalisi Merah Putih (KMP) dan Indonesia Hebat. Sejumlah anggota Dewan menyadari dampak negatif dari sengitnya persaingan dua kubu yang tak kunjung padam ini.

Isin aku, Dewan koyo ngene, isin,” tutur Untung Supriyanto, Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rabu (22/10/2014).

Advertisement

Malu yang dirasakan Untung amat beralasan. Sejak dilantik 12 Agustus 2014, dinamika pembahasan pimpinan alat kelengkapan (alkap) dalam tubuh dewan, yang dibutuhkan untuk mendukung pembahasan LPJ 2013, APBD P 2014, dan APBD Murni 2015, masih terbentur masalah bagi-bagi porsi.

Antara anggota fraksi dari KMP yang terdiri dari Partai Amanat Nasional (PAN), Gerakan Indonesia Raya, Partai Golongan Karya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PPP. Dengan Indonesia Hebat yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P).

KMP yang sejak 14 Oktober 2014 menyatakan akan menyapu bersih jatah pimpinan alkap, ditanggapi oleh PDI P. Yang kemudian berencana mengajak KMP bertemu dan melakukan pembahasan informal.

Advertisement

Hari berlalu, hingga delapan hari semenjak itu, pertemuan antara PDI P dan KMP belum jua terjadi. Namun, pihak PDI P telah mengutarakan apa yang diinginkan, untuk mendapatkan jatah pimpinan alkap.

Sujanarko, Ketua DPRD Kota Jogja mengaku meski merupakan kader PDIP, dirinya mencoba untuk bersikap netral. Ia hanya menjelaskan, keinginan PDIP untuk menempatkan kadernya di dalam susunan kepemimpinan alkap, bukan semata berebut jabatan. Melainkan upaya untuk bisa dihargai dan dihormati sebagai partai pemenang pemilu, dengan 15 kursi.

Ditemui di ruang fraksi PKS, Nasrul Khoiri, ketua fraksi, cukup geregetan mengikuti dinamika di dalam tubuh lembaga, yang kini menjadi tempatnya mengabdi.
“Kami ini lembaga formal, kalau kebanyakan pembahasan informal, masalah tidak selesai-selesai. Tak ada yang buntu dalam politik,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif