News
Kamis, 23 Oktober 2014 - 09:10 WIB

SOLOPOS HARI INI : Tragedi Pasoepati Tewas, Rencana Bunuh Diri Kades Puhgogor, hingga Pengumuman Kabinet Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Depan Harian Umum Solopos edisi Kamis, 23 Oktober 2014

Solopos.com, SOLO – Kerusuhan pada laga Persis Solo kontra Martapura FC dan tragedi nahas Kades Puhgogor jadi headline Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (23/10/2014). Berita utama lain datang dari pembatalan rencana pengumuman kabinet Jokowi-JK.

DiberitakantTragedi yang dialami keluarga Kepala Desa Puhgogor, Sapta Dandaka, meninggalkan luka mendalam bagi putri sulungnya yang kini hidup sebatang kara. Laporan Solopos, kondisi kejiwaan Sapta dinilai labil sejak dirinya mengalami patah kaki bagian kanannya pada pengujung November 2013 silam.

Advertisement

Simak rangkuman berita Harian Umum Solopos edisi Kamis, 23 Oktober 2014, berikut;

TRAGEDI SEPAKBOLA: Dada Berlubang, Suporter Tewas

Advertisement

TRAGEDI SEPAKBOLA: Dada Berlubang, Suporter Tewas

Kerusuhan pecah dalam laga Persis Solo kontra Martapura FC di Stadion Manahan Solo, Rabu (22/10). Seorang suporter yang mengenakan kostum merah bertuliskan Persis ditemukan tewas dengan dada berlubang.

Ilustrasi Rusuh Suporter Persis vs Martapura FC ((JIBI/Solopos/Imam Yuda)

Advertisement

ANGGOTA KABINET: Jokowi Batal Umumkan Calon Menteri

Acara pengumuman kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Terminal 3 Tanjung Priok Jakarta Utara, Rabu (22/10) malam, dibatalkan tanpa alasan jelas. Padahal di tempat itu telah dipasang panggung dan seratusan wartawan telah menunggu di lokasi.

Setelah hampir tiga jam menunggu, lebih dari 100 awak media diminta meninggalkan lokasi konferensi pers di dermaga peti kemas Tanjung Priok. Panggung, perangkat speaker, dan lampu sorot yang disediakan di dermaga untuk acara Jokowi dibongkar oleh petugas. 33 Helm pengaman yang disiapkan di lokasi juga dikemasi oleh petugas.

Advertisement

(Baca Juga: Pengumuman Kabinet Batal, Wartawan Bubar, Jokowi Terus Didesak “Usir” Calon Menteri Bermasalah dari Kabinet, Pengumuman Kabinet di Priok Sudah 2 Kali Batal, Ada Tekanan?, Libatkan KPK dan PPATK, Jokowi-JK Beri Contoh Baik, PBNU Puji Pola Perekrutan Menteri Jokowi-JK)

TRAGEDI SUKOHARJO: Sebatang Kara, Putri Kades Dirawat Sang Nenek

Tragedi yang dialami keluarga Kepala Desa Puhgogor, Sapta Dandaka, meninggalkan luka mendalam bagi putri sulungnya yang kini hidup sebatang kara. Ikuti laporan wartawan Solopos, Aries Susanto, tentang putri Sapta ini.

Advertisement

Tak pernah terbersit sedikit pun di pikiran Danie Sulistyaningrum, di rinya harus kehilangan sekaligus tiga orang yang dicintainya. Sang ayah, Sapta Dan daka, 49, ibunda, Titik Suryani, 40, dan adik semata wayang, Putra Dwi Pangestu, 12, ditemukan tewas me nge naskan di rumah mereka di RT 002/RW 002, Ngesong,

Puhgogor, Bendosari, Sukoharjo, Selasa (21/10) pagi. Sapta diduga kuat mengakhiri hidup istri dan anaknya, sebelum kemudian bunuh diri dengan cara menggantung di pintu rumah. Sehari setelah peristiwa memilukan itu, kondisi kejiwaan Danie dikabarkan membaik. Danie masih dalam pengawasan kerabatnya dan belum diizinkan masuk rumahnya.

“Kondisinya sedikit membaik. Setelah pemakaman orang tua dan adiknya Selasa sore, dia bisa duduk dengan tenang,” kata Suharno, paman Danie, saat ditemui Espos, Rabu (22/10).

Namun Suharno belum mengizinkan wartawan untuk bertemu dan mewawancarai Danie. Alasannya, Danie masih butuh waktu untuk menenangkan pikiran dan menata hati tanpa terusik oleh tamu-tamu yang bisa membangkitkan trauma. “Mohon maaf ya. Danie butuh ketenangan dulu. Ia benar-benar shock ditinggal mati orang tua dan adiknya dengan cara tragis,” paparnya

(Baca Juga: Putri Kades Puhgogor Tinggal Bersama Nenek, Putri Kades Puhgogor Butuh Pendampingan, UNS Solo Siap)

MOTIF BUNUH DIRI: Kades Puhgogor Pernah Ingin Akhiri Hidup

Kondisi kejiwaan Kepala Desa (Kades) Puhgogor, Sapta Dandaka, dinilai labil sejak dirinya mengalami patah kaki bagian kanannya pada pengujung November 2013 silam.

Kepada Sumarno, rekan curhat sekaligus atasannya, Sapta kerap mengeluh sakit di kakinya yang tak kunjung pulih. Bahkan ia beberapa kali pernah ingin bunuh diri karena tak tahan dengan rasa nyeri di kakinya. “Malam hari, dia sering main sama saya meski pakai kruk. Dia mengeluhkan banyak hal, yang paling utama soal sakitnya yang tak kunjung pulih. Kadang sampai menangis,” ujar Sumarno yang juga Camat Bendosari saat berbincang dengan Espos di ruang kerjanya, Rabu (22/10).

(Baca Juga: Sebelum Tewas, Kades Puhgogor Kerap Bilang Ingin Bunuh Diri, Kades Puhgogor Sempat Keberatan Istri Pelatihan di Lampung, Kerabat Tak Percaya Utang Jadi Penyebab Keluarga Kades Puhgogoh Tewas, Ini Rincian Utang Kades Puhgogor)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif