Sport
Kamis, 23 Oktober 2014 - 05:40 WIB

RUSUH SUPORTER : Laga Persis vs Martapura FC Rusuh, Manajer Persis Tunggu Sanksi Komdis PSSI

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah polisi berjaga di dekat bus pemain Martapura FC yang dirusak suporter seusai pertandingan Persis Solo melawan Martapura FC pada Babak Delapan Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Manahan, Solo, Rabu (22/10/2014). Kerusuhan tersebut dipicu ketidak tegasan kepemimpinan wasit Ahmadi Jafri selama pertandingan. Sementara hasil pertandingan yang berakhir imbang 1-1 tersebut membuat peluang Persis Solo lolos ISL semakin menipis. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Manajer Persis Totok Supriyanto menyatakan kesiapan menerima sanksi dari Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI), maupun PT Liga Indonesia (Liga) selaku operator kompetisi Divisi Utama (DU).

Seperti diberitakan Solopos.com, laga Babak Delapan Besar Divisi Utama Liga Indonesia antara Persis Solo dan Martapura FC di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (22/10/2014), rusuh. Kerusuhan itu dipicu suara ledakan dari tepi lapangan sebelah barat.

Advertisement

Kala itu,  beberapa menit sebelum laga Persis vs Martapura FC itu berakhir, bek kiri Persis, Fandi Edi, berkesempatan mengambil sepak pojok namun dibatalkan karena terdengar ledakan dari tepi lapangan sebelah barat. Sedangkan pemain Martapura FC yang juga mendengar ledakan itu segera berlindung ke bench dan menolak melanjutkan pertandingan.

Sayangnya, setelah para pemain dari kedua kesebelasan itu terteror dengan bunyi ledakan sehingga pertandingan dihentikan, para penonton marah. Mereka yang duduk di tribune belakang gawang sebelah selatan marah dan turun ke lapangan. Wasit Ahmad Jafri dari Makassar dan para pemain Martapura menjadi buruan mereka.

Aksi para suporter ini pun disikapi aparat kepolisian yang segera menghalau mereka kembali ke tribun penonton. Nyatanya, penonton sepak bola di Stadion manahan itu bukannya segera tertib. Penonton di tribune timur justru turut masuk lapangan. Giliran polisi yang menjadi sasaran pelampisan amarah mereka.

Advertisement

Gas Air Mata
Tembakkan gas air mata pun ditebar demi menggiring massa ke luar lapangan. Namun, ribuan suporter yang sudah tak terkendali itu kembali melampiaskan amarah mereka di luar stadion. Hujan batu dan pukulan pecah di halaman parkir Stadion Manahan. Beberapa kendaraan jadi sasaran amukan suporter, beberapa fasilitas stadion terbesar di Jawa Tengah itu pun rusak.

Menanggapi kenyataan itu, Manajer Persis Totok Supriyanto mengaku pasrah jika mendapat sanksi dari Komdis PSSI maupun PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi Divisi Utama (DU). Bahkan meskipun pihak Liga maupun PSSI enggan buru-buru memberikan sanksi kepada Persis.

Sekjen PSSI yang juga CEO Liga, Djoko Driyono, mengakui kerusuhan di Stadion Manahan terbilang luar biasa. Namun ia menyatakan butuh penanganan lebih dalam untuk mencari penyebabnya.

Advertisement

“Kami belum berani berspekulasi dan buru-buru memberi keputusan. Setelah ini kami kami akan langsung menggelar emergency meeting bersama Komite Wasit, Komisi Disiplin, dan juga Komite Pertandingan untuk mencari fakta-fakta yang sebenarnya,” ujar Djoko saat dihubungi Solopos.com, Rabu malam.

Laga berakhir rusuh di Stadion Manahan sebenarnya bukan kali pertama ini terjadi. Pada awal musim lalu, kerusuhan melibatkan suporter terjadi saat Persis menjamu PPSM Magelang, 15 April lalu. Akibat kerusuhan itu, Persis didenda Rp25 juta dan ancaman menggelar laga tanpa penonton. Selain itu, salah satu pemain Persis, yakni M. Wahyu, juga didenda Rp15 juta dan larangan sekali tampil setelah dianggap melakukan provokasi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif