Teknologi
Selasa, 21 Oktober 2014 - 15:10 WIB

WHATSAPP : CEO WhatsApp Jan Koum Akui Berperilaku Kasar Kepada Pacar

Redaksi Solopos.com  /  Jumali  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - CEO WhatsApp Jan Koum (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, JAKARTA — Chief Executive Officer WhatsApp Inc (FB) Jan Koum -yang perusahaan aplikasi pesan singkat telah diakuisisi oleh Facebook US$22 miliar tahun ini- meminta maaf atas perilaku yang menyebabkan perintah penahanan terhadap dirinya pada 1996.

Perintah itu diberikan pada Februari 1996 di pengadilan negeri di San Jose, California, setelah klaim pelecehan sipil dari seorang mantan pacar yang detail beberapa insiden dari Juni 1995 sampai dengan Januari 1996 di mana dia mengatakan Koum secara verbal dan fisik mengancamnya, menurut dokumen pengadilan dokumen.

Advertisement

Insiden termasuk mengubah catatan sekolah dan mencegah dia dari menghadiri kelas perguruan tinggi, menurut dokumen.

“Saya merasa saya tidak rasional dan berperilaku buruk setelah kami putus,” kata Koum dalam sebuah pernyataan hari ini yang dilansir Bloomberg, Selasa (21/10/2014).

“Saya malu karena sikapku, dan malu bahwa perilaku saya memaksanya untuk mengambil tindakan hukum. Saya sangat menyesal atas apa yang saya lakukan. ”

Advertisement

Koum bergabung dengan dewan Facebook awal bulan ini setelah jaringan sosial yang berbasis di Menlo Park menutup akuisis WhatsApp. Pria berusia 38 tahun itu memiliki kekayaan bersih US$7,4 miliar, menurut Indeks Bloomberg Billionaires.

Dia adalah pemegang saham perorangan terbesar ketiga Facebook belakang pendiri Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovitz.

“Jan telah menulis respons bijaksana dan jujur yang kami percaya menunjukkan ketulusan penyesalannya atas apa yang terjadi hampir dua dekade lalu,” kata juru bicara Facebook.

Advertisement

Wanita itu tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar dan ibunya, ketika dihubungi melalui telepon dan secara pribadi, menolak berkomentar.

Di bawah hukum California, perintah penahanan pelecehan sipil diberikan jika seseorang ingin perlindungan dari orang yang mereka percaya untuk menjadi ancaman kekerasan, menguntit atau pelecehan serius. Seorang hakim memutuskan apakah seseorang membutuhkan perlindungan setelah bukti disajikan dan menentukan panjang pesanan, menurut situs peradilan California.

Koum mengatakan bahwa apa yang terjadi 18 tahun yang lalu tidak mencerminkan siapa dia hari ini.

“Selama bertahun-tahun, saya telah berpikir banyak tentang periode sulit dalam hidup saya,” katanya. “Saya punya banyak penyesalan, saya berharap bisa kembali dan berubah, tapi saya juga telah bekerja keras dan berusaha untuk memperbaiki diri.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif