SOLOPOS.COM - Ilustrasi antinarkoba (JIBI/Harian Jogja/Antara)
Solopos.com, KLATEN – Jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Klaten tahun ini naik sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan data dari Polres Klaten, tahun lalu ada 21 kasus dengan 31 tersangka.
Sedangkan awal tahun hingga pertengahan Oktober 2014, kasus narkoba di Klaten mencapai 25 kasus dengan 35 tersangka. Kapolres Klaten, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, kepada wartawan di Mapolres Klaten, Selasa (21/10/2014), mengatakan upaya kepolisian yang memberantas sampai ke akarnya belum bisa maksimal karena Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Klaten “jalan di tempat”.
“Kami sudah berusaha memberantas penyalahgunaan narkoba hingga ke akarnya. Tapi, kasusnya malah bertambah karena belum ada sinergi dengan BNK yang sudah ada saat ini. Meskipun BNK Klaten mengadakan sosialisasi tetapi efeknya belum ada atau masih jalan di tempat. Kalau seperti ini terus, maka upaya kami tidak efektif,” katanya.
Menurutnya, BNN sudah mengirim surat ke Pemkab Klaten untuk meningkatkan BNK menjadi Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) yang memiliki fasilitas lebih untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Namun, hingga saat ini, belum ada respons dari Pemkab meskipun surat tersebut sudah diterima sejak awal tahun ini.
Ia pun mengimbau Pemkab untuk segera merespons surat dari BNN untuk membentuk BNNK. Ia pun menegaskan jika pemkab tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membentuk BNNK karena semuanya ditanggung BNN. Pemkab hanya bertugas menyiapkan lahan sekitar 1.000 meter persegi untuk pembangunan kantor BNNK.
Ia menyatakan adanya BNNK itu memiliki efek yang kuat karena kegiatan pencegahan narkoba dilakukan secara menyeluruh. BNNK bertugas melakukan sosialisasi dan rehabilitasi yang mengobati para pecandu narkoba, sedangkan penegak hukum tetap memberantas bandarnya.