Jogja
Selasa, 21 Oktober 2014 - 23:20 WIB

Kegiatan di Patuk Wajib Sajikan Makanan Tradisional, Ini Kendalanya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Penjual Tiwul (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Kecamatan Patuk memiliki program untuk menyajikan makanan kecil buatan warga Patuk dalam setiap pertemuan. Namun, penerapannya belum bisa maksimal.

Salah satu dusun yang belum bisa maksimal yakni Dusun Jatikuning, Desa Ngoro-oro. Kepala Dusun Jatikuning Munawar mengatakan penerapan program belum bisa dalam setiap rapat. Menurutnya, kesibukan warga menjadi kendala.

Advertisement

“Kadang, kalau sibuk sekali ya masih beli,” ujar dia di Jatikuning, Senin (20/10/2014).

Namun menurut dia, warga sangat mendukung program tersebut. Ketika ada rapat dalam skala besar, warga setiap rukun tetangga bergotong-royong membuat makanan untuk keperluan rapat.

“Kami perlahan-lahan menerapkan program tersebut,” ungkap dia.

Advertisement

Salah satu warga Jatikuning, Atik mengamini hal tersebut. Setiap ada rapat di tingkat RT mau pun dusun, warga berusaha untuk membuat makanan sendiri atau membeli makanan asli Patuk. Menurutnya, program tersebut sangat baik untuk melestarikan makanan asli Patuk.

“Dulu, saya jualan sumpil. Tapi, sudah tidak lagi karena tidak kuat tenaganya karena cuma sendiri,” ujar dia.

Ia berharap makanan khas Patuk bisa terangkat lagi. Ia mengaku sangat mendukung program Pemerintah Kecamatan Patuk tersebut. Sebagai wujud dukungannya, Ati turut membuat makanan sendiri jika akan ada pertemuan.

Advertisement

“Tapi, kalau sibuk sekali ya terpaksa beli,” ungkap dia.

Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengungkapkan sudah satu tahun program tersebut berjalan. Ia menyebarkan surat edaran ke seluruh pemerintah desa untuk melaksanakan program tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif