Jogja
Selasa, 21 Oktober 2014 - 15:40 WIB

BANDARA KULONPROGO : Kades Ingin Tahu Batas Wilayah, Patok Dipasang Lagi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas memasang patok di areal Gunung Lanang Desa Sindutan, Senin (20/10/2014). (Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pemasangan patok kembali dilakukan oleh PT Angkasa Pura (AP) I di areal yang terdampak pembangunan bandara di Kulonprogo. Pemasangan patok dilakukan untuk memenuhi permintaan para kepala desa (kades) yang ingin mengetahui batas lokasi pembangunan bandara baru.

Anggota tim Persiapan Pembangunan Bandara Baru (P2B2) Bambang Eko menuturkan kegiatan yang dilakukan ini untuk memenuhi permintaan para kades dari lima desa, yakni Jangkaran, Sindutan, Palihan, Glagah, dan Kebonrejo.

Advertisement

“Sebenarnya tidak ada pematokan dalam tahap ini karena pematokan dilakukan sewaktu tahap pelaksanaan, tetapi Kades mengirimkan surat secara resmi, sehingga kami [AP I] lakukan,” paparnya di sela-sela pematokan di Gunung Lanang Sindutan, Senin (20/10/2014).

Menurut dia, patok yang dipasang bukanlah bermakna patok sesungguhnya, melainkan hanya berfungsi sebagai penghubung titik koordinat. Pemasangan patok juga untuk memerkirakan batas utara dan selatan lokasi bandara. Setidaknya terdapat 50 patok yang dipasang di wilayah Sindutan, Jangkaran, Palihan, dan Kebonrejo.

Untuk Glagah, tutur Bambang, kemungkinan besar tidak dipasang patok karena tidak ada perubahan titik lokasi yang terdampak pembangunan bandara, berbeda dengan empat desa lainnya. Diuraikannya, saat ini sudah terpasang 12 patok di Kebonrejo, Palihan, dan Sindutan, enam patok di Gunung Lanang Sindutan dan Jangkaran. Lokasi pemasangan patok di barat laut atau sepanjang sisi utara bandara baru.

Advertisement

Kades Sindutan Radi menuturkan permintaan pemasangan patok bermula dari sulitnya melakukan pendataan awal, sehingga titik koordinat perlu ditambah supaya lancar.

“Terdapat tiga patok yang dipasang di Sindutan,” ujarnya.

Terkait pro dan kontra bandara di masyarakat, Radi menilai sejauh ini warga Sindutan masih kondusif dalam menyikapi pembangunan bandara.

Advertisement

“Kami berusaha mengedepankan rasio, kalau tidak setuju bisa diungkapkan saat tahap konsultasi publik,” ungkapnya.

Dari hasil pendataan awal, tambah Radi, terlihat rumah dari lima KK di Sindutan terkena pembangunan bandara, sebelumnya hanya lahan tegal yang diperkirakan terdampak bandara.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif