Sport
Senin, 20 Oktober 2014 - 08:25 WIB

MOTOGP AUSTRALIA 2014 : Petaka dan Sialnya Honda di Phillip Island

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dani Pedrosa terjatuh di MotoGP Phillip Island menyusul Marquez. Ist/Dok

Solopos.com, PHILLIP ISLAND— Honda benar-benar apes setibanya di Sirkuit Phillip Island, GP Australia, Minggu (19/10/2014). Hanya selang sepekan setelah tim pabrikan asal Jepang ini resmi menjadi juara dunia 2014 lewat Marc Marquez, Minggu (12/10), pekan lalu, Honda mesti menerima kenyataan gagal total di seri ke-16 ini.

Bagaimana tidak frustrasi jika dua jagoan balapnya tak mampu merampungkan balapan. Marc yang sukses merebut pole position terjatuh saat memimpin balapan di lap ke-10. Sedangkan rekannya, Pedrosa terhenti setelah tersenggol motor milik pembalap Pramac Racing, Andrea Iannone, selepas menyelesaikan 21 lap.

Advertisement

Padahal Marc mengawali balapan ini dengan meyakinkan. Meski sudah resmi didapuk menjadi juara dunia, pembalap muda 21 tahun itu bertekad menebus nasib apesnya di Phillip Island musim lalu. Saat itu ia didiskualifikasi lantaran menyalahi aturan soal pergantian motor. Dengan hasil tersebut artinya Marc belum pernah menuntaskan balapan di sirkuit ini sejak turun di MotoGP.

Kejadian nahas seperti kali terakhir dialami Honda di GP Portugal musim 2010 lalu. Padahal seri ini menjadi momen penting khususnya bagi Pedrosa untuk mengamankan diri sebagai runner up. Sayang, apes yang dialaminya membuat pembalap 29 tahun itu tergeser ke peringkat keempat klasemen sementara dengan 230 poin atau selisih 25 poin dari Valentino Rossi di posisi kedua dan 17 poin dari Jorge Lorenzo di urutan ketiga.

“Saya berusaha menyamai rekor Mike Doohan yang memenangi 12 seri dalam semusim. Akan tetapi, yang terjadi adalah saya menirunya seperti di musim 1997. Ketika itu dia memimpin balapan dan justru terjatuh di tikungan pertama,” ungkap Marc, dilansir crash.net.

Advertisement

Marc menambahkan crash yang terjadi pada semua pembalap hampir sama penyebabnya. Jika Yamaha memilih menggunakan ban ekstra soft, Honda dan tim open-nya memakai jenis asymmetric soft. Menurutnya, mereka tak punya pilihan lain. Sebab, Honda tak mungkin bisa menyelesaikan balapan dengan ban yang sama seperti yang dipakai Yamaha.

“Lorenzo pun mesti berjuang habis-habisan dengan ban itu. Sementara kami tak punya pilihan lain. Terlalu banyak crash yang terjadi dan itu karena ban depan kami yang terkunci serta temperatur udara yang mendadak berubah mendingin,” imbuhnya.

Sementara itu, Pedrosa tahu ia tak beruntung di seri ini. Bahkan, ia sempat tercecer di awal perlombaan. Apalagi ia tergabung dalam rombongan besar saat melakoni balapan sehingga sangat rentan untuk saling bersinggungan.

Advertisement

“Saat Anda membalap dengan banyak orang, kecelakaan memang sangat riskan. Kejadian itu akhirnya menimpa saya. Untungnya, saya tidak apa-apa, hanya motor saya rusak sehingga tak bisa melanjutkan balapan,” jelasnya. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif