News
Minggu, 19 Oktober 2014 - 13:12 WIB

JOKOWI PRESIDEN : PAN Tak Rela Amien Rais Disebut "Sengkuni"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pametri menggelar ruwatan di depan rumah Amien Rais, Kamis (16/10/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, JAKARTA — Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay, menyatakan pihaknya menyayangkan ruwatan di depan rumah Amien Rais, Sleman, Kamis (16/10/2014).

“Ruwatan yang dilakukan di depan rumah tokoh dan pendiri PAN Bapak Amien Rais dinilai sangat provokatif dan melewati batas. Apalagi, sampai ada penyebutan Sengkuni yang sangat buruk dalam tradisi dan budaya Jawa,” kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan elektronik di Jakarta, Minggu (19/10/2014), kepada Antara.

Advertisement

Saleh menilai kegiatan tersebut jelas-jelas mengandung muatan politik yang sangat besar. Dia menuding hal itu dilakukan untuk “mendegradasi ketokohan dan kepeloporan Amien Rais sebagai salah satu tokoh reformasi”.

Menurut Saleh, setiap orang diperbolehkan menyampaikan kritik dan ketidaksetujuan. Namun, kritik dan ketidaksetujuan itu seharusnya disampaikan secara santun dan bertanggung jawab. “Tujuan kritik adalah untuk membangun, bukan untuk mengerdilkan, apalagi menghina,” ujarnya.

Saleh mengatakan PAN memahami tindakan itu sebagai bentuk ketidaksetujuan atas beberapa pernyataan dan artikulasi politik Amien Rais bersama Koalisi Merah Putih (KMP).

Advertisement

“Oleh karena itu, tidak bisa disalahkan bila ada sebagian kader PAN yang mencurigai bahwa kegiatan itu ditumpangi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek dengan tujuan menggiring opini sesat mengenai sosok pribadi dan kiprah politik Amien Rais,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 13 orang yang berasal dari Paguyuban Masyarakat Pelestari Tradisi (Pametri) Jogja melakukan ruwatan di depan rumah toko Amien Rais di Jalan Pandeansari, Condongcatur, Depok, Sleman, Kamis (16/10/2014).

Ruwatan dilakukan karena Amien Rais dinilai mengingkari reformasi. Para pelaku ruwatan terdiri dari 10 orang wanita dan tiga pria, semuanya menggunakan pakaian adat tradisional Jogja. Mereka berjalan dari jalan raya memasuki gang ke kediaman rumah Amien Rais dengan perlahan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif