News
Sabtu, 18 Oktober 2014 - 08:31 WIB

SERBA LIMA : Ini Kumpulan Kisah Ganjil Kerbau Bule Kiai Slamet Solo

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - GLADI BERSIH KIRAB MALAM 1 SURA

Solopos.com, SOLO – Kerbau Kiai Slamet selalu lekat dengan kisah-kisah ganjil berbau mistis. Bahkan ketika sang pawing meninggal, masih tersisa kisah mistis dibalik kejadian itu.

Solopos.com menghimpun lima berita yang sempat bikin geger netizen. Berikut kumpulan kisah ganjil Kerbau Kiai Slamet dalam Serba Lima Solopos.com, Jumat (17/10/2014);

Advertisement

Firasat Kerbau Kiai Slamet Mati

Firasat Kerbau Kiai Slamet Mati

Salah satu kerbau milik Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang biasa dikirab pada malam 1 Sura, bernama Kai Bodong, 30, mati. Diduga kerbau bule (albino) keturunan Kiai Slamet yang sekarang berumur tertua itu, mati karena penyakit kanker di punggung yang dideritanya. (Baca: Lagi, Kerbau Bule Keturunan Kiai Slamet Mati)

Kiai Bodong meninggal 28 Januari 2014 sekitar pukul 09.30 WIB. Dilaporkan Solopos.com, sebelumnya dalam dua bulan terakhir dua kerbau pusaka Keraton Surakarta mati. Karena itu saat ini kerbau Keraton Kasunanan Surakarta tinggal 12 ekor.

Advertisement

Dari jumlah itu satu di antaranya berada di kawasan Solo Baru, Sukoharjo. Karena ketika diajak pulang tak mau sehingga sekarang hidup di rumah warga yang mempunyai kerbau di sana.

Tindih Mahesa Keraton Kasunanan Surakarta, K.R.M.H. Adityo Soeryo Harbanu  menuturkan pada Senin (27/1/2014) malam sebelum Bodong mati dia mengaku mendapat firasat.

Dalam mimpinya dia merasa ditemui kerbau yang sudah dalam lima hari terakhir kondisinya mulai melemah itu. Selain itu dia juga mengaitkan hujan deras yang turun Selasa pagi sebagai firasat mengantar kepergian kerbau tersebut.

Kirab Kerbau Mogok, Pertanda Buruk?

Kirab Kerbau Mogok, Pertanda Buruk?

Advertisement

Kirab Malam 1 Suro pada tahun 2012 barangkali akan selalu dikenang. Dalam kirab, Rabu-Kamis (14-15/11/2012), itu tiba-tiba rombongan Kerbau Kiai Slamet tiba-tiba mogok. (Baca: Kerbau Bule Sempat Mogok, Berharap Bukan Pertanda Buruk)

Sekawanan Kerbau itu tidak mau meneruskan perjalanan dan berbalik kembali ke Keraton. Karena peristiwa itu, pembawa pusaka terpaksa membuka barisan untuk memberi jalan.

Srati mahesa atau pawang kerbau yang berjumlah lima orang dan dibantu  abdi dalem berusaha membujuk kerbau kembali meneruskan perjalanan.

Akibat hal tersebut barisan sempat berhenti selama 15 menit dan akhirnya rombongan pembawa pusaka melanjutkan perjalanan. Ketika rombongan paling depan mencapai perempatan dekat Luwes Loji Wetan, kerbau bule kembali mau melanjutkan perjalanan.

Advertisement

Alhasil rombongan menunggu kerbau bule dan membuka barisan untuk memberikan jalan bagi sembilan kerbau. Eddy mengakui insiden ini baru kali pertama terjadi. ”Biasanya kerbau bule memang kadang suka bolak-balik tapi sampai sempat tidak mau melanjutkan perjalanan baru pertama kali ini terjadi. Ya semoga saja ini bukan pertanda buruk.”

Pawang Kerbau Tewas Bunuh Diri

Pawang Kerbau Tewas Bunuh Diri

Pawang kerbau bule Keraton Kasunanan Surakarta, Utomo Gunadi, mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Gunadi alias babe tewas bunuh diri di pohon beringin sebelah timur di Alun-alun Selatan, Pasar Kliwon, Minggu (10/6/2012) pagi. (Baca Juga: Pawang Kerbau Bule Tewas Bunuh Diri)

Dugaan sementara, hal itu karena depresi atas penyakit stroke yang dideritanya. Informasi yang dihimpun Solopos.com di lokasi kejadian menyebutkan, korban yang sekitar 10 tahun mengabdikan hidupnya menjadi pawang kerbau bule itu pernah menderita penyakit stroke.

Advertisement

Di sisi lain ada pula kabar yang menyebut tindakan nekad itu dilakukan bukan lantaran penyakit stroke, tapi Gunadi depresi atas ontran-ontran kondisi Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta yang saat itu sedang bergejolak.

Dua Kerbau Saling Serang

Dua Kerbau Saling Serang

Sebuah insiden menggegerkan terjadi 26 Januari 2012 lalu. Kerbau-kerbau keramat keturunan Kiai Slamet membuat geger ratusan warga dan para pedagang di kawasan alun-alun selatan. (Baca: Kerbau Keraton saling serang, warga pun berhamburan)

Kisah itu dimulai dari si Bodong dan si Djoko, dua ekor kerbau yang sejak lama dikenal saling berseteru. Tanpa diketahui sebabnya, kedua kerbau bule itu mendadak saling serang, saling menyeruduk, saling kejar-kejaran hingga menjebol kandangnya dan lari tunggang langgang ke kawasan alun-alun.

Ulah dua anak kerbau bule itu pun spontan membuat ratusan warga dan pedagang di kawasan alun-alun kidul (Alkid) lari berhamburan.

Pawang kerbau, Babeh mengayakan dua kerbau itu sudah saling berseteru sejak lama. Namun, perseteruan itu belum pernah berujung pertarungan yang sesengit dan sehebat itu.

Advertisement

Kerbau Kiai Slamet Ditusuk

Kerbau Kiai Slamet Ditusuk

Kerbau Kiai Slamet milik Keraton Solo ditusuk di leher dan perut. Penusukan itu terjadi di wilayah Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Rabu (15/10/2014). Pelaku diduga sudah merencanakan penusukan sejak jauh hari. (Baca: Kerbau Kiai Slamet Ditusuk)

Wakil Pengageg Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, K.P. Winarno Kusumo, mengatakan kerbau yang ditusuk itu bernama Bagong, keturunan inti dari Kiai Slamet. Namun karena suka bertarung, kerbau tersebut akhirnya dilepas di wilayah Solo Baru, Grogol.

Winarno mengatakan tusukan di perut menyebabkan luka sedalam 10 cm, hingga mengenai lambung kerbau. Sedangkan di bagian leher hanya sedalam 5 cm, mengenai tulang leher kerbau bagian kanan. Pelaku penusukan menggunakan pelat besi warna hitam memanjang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif