Soloraya
Sabtu, 18 Oktober 2014 - 03:31 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : Masuk Musim Hujan, Petani Tembakau Cepogo Tanam Sayur

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mengamati setumpuk sayuran di bak terbuka mobil mini dump di Pasar Sayur Cepogo, Boyolali, Jumat (17/10/2014). Saat musim penghujan diprediksi jumlah sayuran yang masuk pasar tersebut semakin banyak. (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI—Petani tembakau di sejumlah kecamatan di Boyolali mengaku bakal mulai mengganti pola tanam mereka dengan menyiapkan berbagai macam jenis benih sayuran.

Salah seorang petani asal Kecamatan Selo yang menggarap lahan pertanian di Kecamatan Cepogo, Muji, 40, mengaku yakin akhir bulan ini musim hujan bakal terjadi.

Advertisement

Saat musim hujan, lanjut Muji, jika petani tetap menanam tembakau bakal mengalami kerugian karena kualitas tembakau dipastikan lebih jelek dari pada saat musim kemarau.

“Petani memahami jika kandungan nikotin daun tembakau saat musim hujan menjadi turun , tidak sebaik saat kemarau. Jadi, saat ini petani banyak yang mulai menjemur benih sayuran sebagai persiapan peralihan dari menanam tembakau ke sayur-mayur,” kata Muji saat dijumpai Solopos.com di Pasar Sayur Cepogo, Jumat (17/10/2014).

Muji mengatakan lahan yang mulanya digunakan untuk menanam tembakau kini sengaja dikosongkan sebagian besar petani. Setelah memanen tembakau, petani memilih untuk menunggu hujan. Alasannya jika tetap ditanami tembakau kemudian turun hujan hasilnya tidak akan bagus.

Advertisement

“Lahan lebih baik kami kosongkan terlebih dulu selama musim peralihan. Ya, nanti bagaimana kalau menanam tiba-tiba hujan? Lebih baik kami sabar menunggu tanda-tanda tiba musim penghujan, kemudan lanjut menanam sayurannya,” jelas ujar Muji.

Muji menambahkan benih sayuran yang disiapkan sebagian besar petani di Cepogo saat ini seperti kol atau kubis, wortel, brokoli, dan tomat. Muji berharap prediksi petani benar untuk terjadi hujan tidak lama lagi agar sayuran dapat tumbuh subur ketika mulai ditanam. Keuntungan menanam sayur, lanjut dia, tidak lebih banyak dari pada bertani tembakau.

“Sebenarnya untung tanam tembakau. Tembakau kering per kilo mencapai harga Rp65.000. Harga tersebut sudah tetap atau pasti karena masuk pabrik. Selain itu, permintaan tembakau juga tinggi, jarang tidak laku. Hal itu berbeda dengan petani yang menanam sayur. Pemasarannya sedikit lebih susah dan tidak pasti,” kata Muji.

Advertisement

Senada dengan Muji, dijumpai terpisah, petani lain petani lain dari Kelurahan Mojosongo yang menggarap lahan di Desa Nepen, Kecamatan Teras, Triwanto, 60, mengatakan setelah panen, petani tembakau lebih memilih untuk membiarkan lahan pertanian mereka selagi menunggu tanda-tanda perubahan musim menjadi hujan.

“Cuaca panas cocok tanam tembakau. Petani kadang rela harus mengeluarkan kocek cukup banyak untuk menyedot air dari umbul atau sumber air lain karena menanam tembakau memang cukup menjanjikan. Ya, kalau saya tergantung masing-masing petani saja, mau tetap tanam tembakau atau ganti sayuran. Lebih baik memang ada pihak, seperti pemerintah yang bersedia memberikan pengertian, bagaiaman petani harus mengambil pilihan itu,” kata Triwanto

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif