Jogja
Jumat, 17 Oktober 2014 - 22:20 WIB

Lapangan Kerja Masih Terbuka Lebar di Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses pembuatan sabit arit di Pandai Besi Cahaya Alam Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Peluang pekerjaan di Gunungkidul masih terbuka lebar. Ada uang yang bisa dihasilkan di kampung halaman.

Sektor usaha kecil dan menengah (UMKM) di Gunungkidul bahkan mengaku kesulitan mencari tenaga kerja. Kondisi ini tentu mengganggu produktivitas perusahaan.

Advertisement

Sulitnya mencari tenaga kerja dirasakan sektor kerajinan bambu. Misalnya yang berlokasi di Dusun Nitikan Barat, Desa Semanu. Semanu adalah salah satu pusat kerajinan bambu di Gunungkidul.

Salah satu pemilik usaha kerajinan bambu Riyadi mengatakan selama ini dia kesulitan mencari pekerja untuk membantu menyelesaikan orderan.

Advertisement

Salah satu pemilik usaha kerajinan bambu Riyadi mengatakan selama ini dia kesulitan mencari pekerja untuk membantu menyelesaikan orderan.

Setiap ada pesanan, lanjut dia, tak jarang ia harus menggunakan jasa perajin dari kecamatan lain di Gunungkidul. Pasalnya, jika dikerjakan sendiri, pekerjanya yang hanya 10 orang tidak mampu.

Omzet kerajinan bambu sangat besar. Setiap bulan bisa mencapai Rp30 juta. “Pasar kerajinan bambu kami bisa dalam negeri maupun luar negeri,” ujar dia, belum lama ini.

Advertisement

Salah satu pemilik usaha kerajinan perak Mardiyono mengatakan, tenaga kerja yang andal masih minim.
Memang tidak kesulitan untuk menemukan perajin yang pandai membuat kerajinan perak model filigree. Pasalnya, para perajin di Pampang rata-rata pernah belajar di Kotagede, Jogja.

Namun, untuk membuat model-model tertentu seperti cincin akik, tidak semua bisa karena memerlukan skill khusus.
“Dari empat perajin yang saya punya, baru dua yang benar-benar mahir. Padahal permintaan cincin akik tinggi,” papar dia.

Sektor kerajinan logam juga masih membutuhkan ratusan tenaga kerja. Instruktur bidang logam sekaligus pemilik pusat pembuatan sabit arit Cahaya Alam Sis Anwar mengatakan, untuk satu pusat kerajinan masih mebutuhkan sekitar 150 pekerja.

Advertisement

Ia mengungkapkan, di Gunungkidul ada 170 perajin besi yang terpusat di tri padukuhan yakni Kajar dan Kedung, Karangtengah, Wonosari.

“Tidak perlu sekolah tinggi, yang penting mau bekerja keras, belajar, dan disiplin untuk bekerja di bidang logam,” ujar dia pada Harian Jogja, Kamis (16/10/2014).

Ia menambahkan tak jarang ia turun ke lapangan untuk merekrut pekerja. Biasanya, yang ia rekrut adalah pengangguran atau kaum difabel yang mau bekerja. Ia mengakui, saat ini cukup kesulitan mencari regenerasi.

Advertisement

“Banyak anak muda yang merasa gengsi dan lebih memilih untuk bekerja di luar daerah Gunungkidul,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif