Soloraya
Rabu, 15 Oktober 2014 - 03:29 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : 350 Hektare Sawah Diserang Wereng!

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi lahan pertanian padi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Solopos.com, BOYOLALI—Sedikitnya 350 hektare (ha) persawahan di Kecamatan Ngemplak, Boyolali diserang hama wereng.

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Tri Mandiri Sejahtera Daerah Irigasi (DI) Cengklik Cengkli, Samidi, mengatakan serangan hama tersebut sudah berlangsung sejak tiga pekan terakhir, menyebabkan petani enggan untuk memulai musim tanam (MT) III secara serempak.

Advertisement

“Munculnya hama yang menyerang padi petani tersebut karena faktor cuaca yang tidak menentu. Petani memilih untuk mulai tanam padi kembali setelah hama wereng dipastikan tidak lagi mengancam pertanian mereka,” kata Samidi saat berbincang dengan Solopos.com di ladangnya, Selasa (14/10/2014).

Samidi mengatakan serangan wereng menyebabkan padi yang sudah berumur antara satu setengah bulan sampai dua setengah bulan mengalami kerusakan. Hama wereng tersebut mengancam sedikitnya lima desa di Ngemplak, seperti Dibal, Sindon, Ngresep, dan sebagian lahan di Pandeyan serta Donohudan.

Advertisement

Samidi mengatakan serangan wereng menyebabkan padi yang sudah berumur antara satu setengah bulan sampai dua setengah bulan mengalami kerusakan. Hama wereng tersebut mengancam sedikitnya lima desa di Ngemplak, seperti Dibal, Sindon, Ngresep, dan sebagian lahan di Pandeyan serta Donohudan.

“Kondisi ini diperparah lagi karena sudah lama tidak hujan, sehingga memicu hama wereng berkembang biak. Pada saat hujan turun, hama itu mulai menyerang dan biasanya menyerang daun dulu, setelah itu batang dan padi menjadi menguning dan akhirnya membusuk,” terang Samidi.

Tidak hanya padi yang membusuk, kerugian akibat hama wereng, lanjut Samidi, rencana proses percepatan penyusutan volume air Waduk Cengklik menjadi terlambat lantaran petani tidak banyak menggunakan air untuk kebutuhan selama MT.

Advertisement

Sementara itu, salah seorang petani di Desa Ngargorejo, Ngemplak, Citro Wiyatmo, 64, mengaku sawah miliknya juga sempat mengalami gangguan hama wereng.

Untuk mengatasi wereng, lanjut dia, petani sudah pernah melakukan penyemprotan anti hama secara bersama-sama agar hama tidak menyerang padi petani yang lain.

“Sempat petani melakukan penyemprotan hampir bersamaan di sawah di sekitar waduk agar hama tersebut tidak pindah lagi menyerang tanaman padi di lain sawah. Apabila hama wereng dibiarkan, para petani bisa merugi 50% atau bahkan hingga 100% atau gagal panen,” terang Citro.

Advertisement

Citro menambahkan meski sudah dilakukan penyemprotan, namun tidak menjamin semua tanaman padi petani bisa tumbuh kembali. Dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali turun tangan membantu menyelesaikan salah satu masalah petani itu.

Pemerintah bisa menyediakan obat pengusir hama tamabahan kepada petani.

“Kalau disemprot terus memang tidak bagus untuk tanaman padi. Namun mau bagaiamana lagi? Kami memang belum banyak mengetahui solusi mengatasi masalah hama wereng,” kata Citro.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif