News
Rabu, 15 Oktober 2014 - 09:20 WIB

PENYERANGAN BUS SUPORTER : PSS Dilarang Main Kandang, Hukuman Tambahan Masih Bisa Terjadi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bus yang dirusak massa di depan Bandara Adisutjipto Minggu (12/10/2014) malam. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN—PSS Sleman akhirnya harus menanggung hukuman akibat tewasnya mahasiswa UIN Jogja, Muhammad Ikhwanudin, karena pengeroyokan oleh sejumlah suporter, Minggu (12/10/2014) malam. PSS dilarang menggelar laga di Sleman. Namun, hukuman itu dianggap tak cukup untuk meredam kekerasan suporter.

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Selasa (14/10/2014), menjatuhkan hukuman kepada PSS Sleman. Suporter klub berjuluk Super Elang Jawa itu dilarang melihat tim idola mereka bermain menjamu Persiwa Wamena dalam Babak 8 Besar Divisi Utama 2014, Sabtu (18/10/2014). Selain itu, PSS juga harus menghelat laga tersebut di stadion lain yang minimal jaraknya 100 kilometer dari Sleman. Pertandingan itu seharusnya digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Advertisement

“Memindahkan lokasi pertandingan minimal 100 kilometer dari Sleman bakal membuat suporter PSS berpikir dua kali untuk mendukung tim mereka,” ucap dia.

Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan, mengatakan hukuman itu dijatuhkan setelah Komdis mencarin tahu penyebab tewasnya Muhammad Ikhwanudin, suporter PSCS, yang dikeroyok di pertigaan depan bandara Adisutjipto, Sleman. Awalnya dia sempat mengusulkanan agar laga Divisi Utama untuk sementara dihentikan hingga penyebab tewasnya supporter PSCS Cilacap tersebut bisa diketahui secara tuntas. Namun, kemarin polisi menyatakan pelaku pengeroyokan terhadap suporter PSCS adalah kelompok suporter PSS, BCS.

Hinca mengatakan hukuman terhadap PSS sudah final dan tidak bisa diganggu gugat. Usaha yang dilakukan manajemen PSS untuk melakukan banding bakal ia tolak dengan tegas.

Advertisement

“Kalau lihat senjata [gagang besi, golok, pisau] yang dibawa suporter  untuk melukai rombongan PSCS Cilacap, itu sangat mengerikan. Upaya banding tidak ada gunanya. Dosa suporter harus ditanggung klub. Buat apa sepak bola ada jika harus menimbulkan korban jiwa?” kata dia.

PSS masih terancam hukuman tambahan karena beberapa hari ke depan, Komdis PSS akan menggelar sidang rutin.

“Tunggu saja keputusan terbaru nanti,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif