Jateng
Rabu, 15 Oktober 2014 - 05:50 WIB

PENYELEWENGAN BBM : Ungkap Penyalahgunaan BBM, Polisi Tetapkan 3 Tersangka

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

(Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Kanalsemarang.com, KUDUS- Aparat Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2014), mengungkap dugaan penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan mengamankan 590 liter solar beserta tiga orang yang diduga terlibat tindak kejahatan tersebut.

Advertisement

Menurut Kapolres Kudus AKBP Bambang Murdoko melalui Kasat Intelkam Polres Kudus AKP Mulyono, di Kudus, Selasa, pengungkapan tersebut berawal dari pengembangan informasi dari masyarakat terkait penyalahgunaan BBM bersubsidi.

Selanjutnya, kata dia, petugas diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pengecekan guna memastikan kebenaran informasi tersebut.

Advertisement

Selanjutnya, kata dia, petugas diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pengecekan guna memastikan kebenaran informasi tersebut.

Hasilnya, kata dia, Senin (14/10) sekitar pukul 10.00 WIB di Jalan Lingkar Tenggara, turut Desa Payaman, Kecamatan Mejobo, Kudus terdapat dua truk tangki pengangkut BBM jenis solar.

Pengemudi truk tangki BBM tersebut, kata dia, sedang mampir di warung makan milik Sutomo.

Advertisement

Dua pengemudi truk yang diamankan, yakni bernama Ari Diyanto dari Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jatim yang merupakan sopir tangki bernopol H 1980 BY.

Sopir truk tangki lainnya, yakni Bangkit Kristianto dari Desa Kemijen Kecamatan Semarang Timur, Jateng yang merupakan sopir truk tangki bernopol L 9241 UG.

“Pemilik warung bernama Sukomo (57) asal Dasa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kudus juga ikut diamankan,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Advertisement

Sukomo mengakui, dirinya membeli solar dari sopir truk tangki BBM usai mengisi solar di SPBU di Kudus seharga Rp4.000 per liter.

Hal itu, kata dia, dilakukan karena atas tawaran sopir truk yang mampir ke warung berniat makan dengan cara barter dengan solar.

“Saat itu, salah satu sopir tersebut memang menawarkan 80 liter solar sehingga langsung saya beli untuk dijual kembali,” ujarnya.

Advertisement

Biasanya, kata dia, solar tersebut dijual kepada sopir truk sekitar Rp5.000 per liter.

Ia mengakui, tidak bisa memastikan dalam satu bulan ada tawaran solar murah karena sopir truk tangki BBM menawarkannya ketika sudah terkumpul dalam jumlah yang banyak.

“Jumlahnya juga tidak menentu karena terkadang hanya 20-an liter,” ujarnya.

Ari Diyanto, sopir truk tangki PT Pertamina mengakui, dirinya memang menjual solar sisa yang terkumpul selama empat hari kepada pemilik warung makan di Jalan Lingkar Tenggara Kudus.

“BBM tersebut merupakan solar sisa pengisian di SPBU yang terkumpul selama empat hari yang lalu,” ujarnya.

Ia mengakui, selama ini tidak mendapatkan jatah uang makan, meskipun sebetulnya sudah dialokasikan namun tidak pernah diberikan.

Oleh karena itu, kata dia, solar sisa yang terkumpul dijual untuk keperluan makan selama perjalanan.

Solar sisa tersebut, kata dia, tidak menentu jumlahnya sehingga setiap saat memang tidak bisa dijual sebelum terkumpul dalam jumlah yang banyak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif