Soloraya
Rabu, 15 Oktober 2014 - 03:41 WIB

HIV/AIDS WONOGIRI : Mayoritas Pengidap HIDV/AIDS Kaum Boro

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, WONOGIRI–Mayoritas penderita HIV/AIDS di Wonogiri merupakan para perantau atau kaum boro. Mereka tertular penyakit HIV/AIDS lewat berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan.

Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Wonogiri, Supriyo Heriyanto, mengatakan para kaum boro terjangkit virus penyakit HIV/AIDS lewat hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan di daerah perantauan. Saat mudik ke kampung halaman, mereka menularkan virus HIV/AIDS ke istrinya.

Advertisement

“Pola penularan penyakit HIV/AIDS di Wonogiri tak pernah berubah setiap tahun. Penularan penyakit HIV/ADIS berasal dari para perantau karena tidak ada kawasan lokalisasi di Wonogiri,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (14/10).

Selain para kaum boro, kalangan ibu rumah tangga (IRT) menduduki peringkat kedua penderita penyakit HIV/AIDS. Mereka tertular penyakit HIV/AIDS saat berhubungan intim dengan suaminya. Tak menutup kemungkinan, jumlah IRT yang positif terjangkit penyakit HIV/AIDS bertambah pada masa mendatang lantaran sebagian besar masyarakat Wonogiri merantau ke luar daerah.

Menurut dia, ada sejumlah bayi bawah lima tahun (balita) di Kota Gaplek yang terjangkit penyakit HIV/AIDS. Mereka tertular penyakit berbahaya itu dari sang ibu. “Hingga sekarang ada sekitar lima balita yang tertular penyakit HIV/AIDS. Mereka terjangkit penyakit HIV/AIDS dari ibu kandungnya,” terang dia.

Advertisement

Selama ini, para penderita penyakit HIV/AIDS tak mengetahui dirinya telah terjangkit penyakit menular tersebut. Setelah memeriksakan diri di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) baru diketahui positif terjangkit penyakit HIV/AIDS.

Berdasarkan data DKK Wonogiri, jumlah penderita penyakit HIV/AIDS di Wonogiri sebanyak 37 orang. “Hingga akhir Agustus, jumlah penderita penyakit HIV/AIDS sebanyak 35 orang. Ada dua penderita tambahan yang ditemukan pada September lalu,” papar Supriyo.

Dia meminta agar orang dengan HIV/AIDS (ODHA) segera melapor ke DKK Wonogiri. Sebab, masih ada sejumlah ODHA di Wonogiri yang enggan melapor ke instansi terkait lantaran adanya stigma dikucilkan di masyarakat. Para ODHA akan diberi bantuan dana senilai Rp600.000/orang/tahun.

Advertisement

Di sisi lain, seorang warga Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Suparmin meminta agar instansi terkait membentuk kelompok peduli penyakit HIV/AIDS di Kota Gaplek. Anggota kelompok itu berasal dari petugas medis, akademis, aktivis kesehatan dan warga. Sehingga kasus penyakit HIV/AIDS dapat ditemukan lebih mudah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif