SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)
Harianjogja.com, KULONPROGO– Selama penyelenggaraan Idul Adha, sebanyak 307 ekor sapi terinfeksi cacing hati. Dari temuan tersebut, angka kasus hewan ternak yang terinfeksi cacing hati meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Malah ada peningkatan dari tahun lalu. Dari temuan itu, setidaknya ada sekitar satu ton hati sapi yang diafkirkan [dimusnahkan],” ujar Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo Rinanti Candra Rukmini saat ditemui di kantornya, Senin (13/10/2014).
Rinanti mengatakan, secara total hewan ternak yang dipotong pada perayaan kurban mengalami penurunan. Pada tahun sebelumnya jumlah sapi yang dipotong mencapai 2.495 ekor, sedangkan pada tahun ini hanya mencapai 2.339 ekor.
Namun, tahun sebelumnya untuk kasus infeksi cacing hati hanya ada 291 ekor sapi dan tujuh ekor kambing atau domba yang terinfeksi.
“Kasus cacing hati pada hewan ternak umumnya banyak terjadi di musim penghujan. Rumput atau pakan ternak yang lembab biasanya akan memicu berkembangnya cacing tersebut. Tapi kasus kali ini justru terjadi di musim kemarau, di mana cuaca cenderung panas,” papar Rinanti.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, ada indikasi ternak yang dipotong pada Idul Adha lalu sebelumnya sudah terinfeksi cacing hati. Namun, pemilik ternak tidak melakukan perawatan dan pengobatan untuk ternaknya tersebut.
Menurut Rinanti, pasokan ternak potong untuk hari raya kurban dari luar Kulonprogo juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus tersebut.
“Temuan kami paling banyak ternak yang terinfeksi ada di Wates dan Panjatan. Sebagian besar ternak yang ada di kecamatan tersebut berasal dari luar daerah, kemungkinan ada yang sudah terkena infeksi cacing hati dari daerah asalnya,” jelas dia.