News
Senin, 13 Oktober 2014 - 14:57 WIB

JOKOWI PRESIDEN : Bos Shell Indonesia Digadang-Gadang Jadi Dirut Pertamina, Protes Berdatangan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karen Agustiawan saat jamuan perpisahan, Senin (10/6/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, JAKARTA — Desas-desus calon menteri yang akan dipilih Joko Widodo menuai pro dan kontra. Tersiar kabar Darwin Silalahi bakal mengisi posisi Direktur Utama Pertamina. Sementara itu, Triharyo ‘Hengki’ Soesilo diisukan menduduki Menteri ESDM dalam kabinet Jokowi-JK.

Rupanya, rumor itu kian menuai tanggapan dan kritikan dari berbagai kalangan. Mantan Danjen Marinir Letjen Suharto mengatakan pihaknya telah mendengar figur yang akan duduk dalam posisi yang strategis di sektor energi justru orang yang berkepentingan asing.

Advertisement

“Dan pernah berurusan dengan hukum. Kalau memang kita ingin berdaulat di energi maka harusnya orang-orang di posisi itu adalah orang-orang yang merah putih dadanya ,” katanya saat ditemui di Wisma Daria, Jakarta, ditulis Senin (13/10/2014).

Terkait nama Darwin, sambungnya, kita tahu dia sudah lama bekerja di perusahaan asing, maka jelas jiwa nasionalisnya diragukan.

“Dia sudah makan gaji dari asing. Jangan-jangan bukan merah putih dia, entah merah putih biru, atau merah putih apalah. Untuk posisi Dirut di perusahaan sekaliber Pertamina, dibutuhkan jiwa nasionalis yang kuat. Kalau memang nantinya diisi oleh Darwin, semoga saja dia nasionalisnya kuat. Karena jika dilihat dari sejarah pekerjaan mereka, saya tidak yakin kalau dia memiliki jiwa merah putih yang kuat,” sambungnya.

Advertisement

Darwin Silalahi merupakan Country Chairman Shell Companies Indonesia dan juga Presiden Direktur PT Shell Indonesia. Darwin bekerja di perusahaan migas yang berpusat di Belanda itu sejak 2007 dan merupakan orang pertama yang menduduki posisi tersebut. Reputasinya dalam menganggkat Shell dalam jajaran elite perusahaan migas dunia membuatnya masuk dalam bursa calon Dirut Pertamina.

Sementara itu, terkait nama Hengki yang digadang-gadang akan menempati posisi orang nomor satu di Kementerian ESDM, Suharto menanggapi bahwa dalam tubuh Kabinet Jokowi-JK juga tidak boleh diisi oleh personal yang pernah bermasalah dengan hukum. Hal tersebut justru dinilai berbahaya bagi kubu Jokowi.

“Yang sudah tersandung kasus pun jangan, bahaya. Kalau menurut saya, kalau orang itu sudah tersandung kasus itu coret saja,” ujarnya. Lagipula, lanjutnya, ada 250 jutaan rakyat Indonesia, banyak orang yang berkompeten dalam bidang itu, dan bahkan belum tersandung kasus.

Advertisement

Hal senada disampaikan oleh Budayawan Romo Benny Susetyo meminta Presiden terpilih Joko Widodo berhati-hati dan selektif dalam memilih menteri di kabinet pemerintahannya. Meski begitu ia meyakini Jokowi akan memilih dengan cara terbaik.

“Jangan pilih menteri yang jelas-jelas pro pasar, pro asing. Jadi, Jokowi harus memperhatikan betul-betul, fokus dan perduli kepada kepentingan masyarakat. Karena kekuatan masyarakat lebih besar dari KMP,”

“Rakyat ingin pertama, pemberantasan korupsi terhadap mafia migas, mafia pajak, itu yang akan merugikan rakyat. Rakyat ingin kesejahteraan. Rakyat mengharapkan harapan. Nah, harapan itu yang harus dipenuhi jokowi dengan janji-janjinya itu,” Romo Benny menjelaskan.

“Maka, Kalau nanti memilih menteri, ya harus menterinya harus cocok dengan Trisaktinya Soekarno. Termasuk ideologinya. Berdaulat dalam bidang politik, ekonomi dan budaya,” tegas Romo Benny Susetyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif