News
Senin, 13 Oktober 2014 - 15:20 WIB

Ini Dampaknya Jika Antarprofesi Kesehatan Sepakat Berkolaborasi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA  – Sebanyak 158 perguruan tinggi di Indonesia sepakat mendeklarasikan Hari Kolaborasi Kesehatan Nasional saat acara Nusantara Health Collaborative (NHC) 2014, di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM, Minggu (12/10/2014).

Tujuan deklarasi adalah menguatkan komitmen kerjasama antarprofesi kesehatan. Hal tersebut mengingat praktik kerjasama profesi di Indonesia dinilai masih lemah.

Advertisement

“Setelah diidentifikasi, memang kerjasama antarprofesi kesehatan masih kurang. Penanganan persoalan tersebut sudah seharusnya dimulai dari hulu. Hulunya ya pendidikan. Pendidikan harus membangun sistem pemebelajaran untuk menciptakan kompetensi semacam ini,” ujar Kepala Sub Direktorat  Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Widyo Winarso dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan serupa Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM, Iwan Dwi Prahasto mengatakan, penguatan organisasi profesi sangat penting. Iwan mendasarkan pandangan, setiap tindakan medis berorientasi pada keselamatan pasien sehingga kerjasama profesi kesehatan mutlak harus dijalankan.

“Bukan dokter saja yang berperan. Dokter butuh orang dengan keahlian lain seperti ahli anestesi, juga butuh ketepatan pembacaan resep dari apoteker, ketepatan para ahli keperawatan, dan seterusnya. Semuanya berhubungan dan saling mendukung untuk
pelayanan terbaik pasien,” paparnya.

Advertisement

Program NHC sendiri diinisiasi Health Professional Education Quality Students (HPEQ Students) bersama Indonesian Young Health Professional Society’s (IYHPS).

“HPEQ Students merupakan wadah dari para mahasiswa ilmu-ilmu kesehatan, sedangkan IYHPS adalah para profesional muda
bidang kesehatan. Kami bekerjasama untuk bisa mewujudkan praktik interprofesi yang baik,” tutur Koordinator HPEQ Student, Yulia Devina Suci.

Program ini dilaksanakan secara bergiliran dan berkelanjutan di 10 regional di Indonesia. Regional Yogyakarta menjadi penutup
dari program ini di tahun 2014 ini.

Advertisement

“Intinya pelayanan bersama, apoteker, dokter, perawat, ahli gizi dan lainnya, yang harus dimulai sejak pendidikan. Selama ini mereka kan cenderung masih terpisah-pisah kerjanya. Padahal tujuan pelayanan kesehatan adalah pasien center,” tandasnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, program NHC 2014 akan menghasilkan gambaran sikap dan pengetahuan mahasiswa dan profesional muda kesehatan teradap praktik kolaborasi. Hasil identifikasi dari program yang diikuti 1.671 peserta itu akan menjadi evaluasi pelaksanaan NHC ke depan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif