Lifestyle
Senin, 13 Oktober 2014 - 03:15 WIB

AWUL-AWUL : Yuk, Berburu Baju Bekas Bermerek ..

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA-Ingin punya pakaian, tas atau sepatu bermerek tapi harga miring? Mengapa tak menjajal beli di toko baju
bekas?

Menurut Yudhistira, salah seorang penjual pakaian bekas tapi bermerek di Jogja, ia baru sekitar dua tahun terakhir mencoba peruntungan menjual pakaian bekas khusus yang bermerek (branded). Ide bisnisnya tersebut muncul saat beberapa tahun lalu, Yudhistira, sering “main-main” ke penjual barang-barang bekas. Mulai pakaian bekas, tas bekas dan sepatu bekas. Biasanya di pasar
Klitikan atau gerai-gerai yang dikenal dengan nama ”awul-awul”.

Advertisement

“Awalnya hanya dipakai sendiri dan untuk teman-teman atau kerabat yang ingin memakai pakaian bermerek. Kemudian, saya membuka bisnis sendiri,” cerita Yudhistira kepada Harianjogja.com, Jumat (10/10/2014).

Bicara soal keuntungan, ia mengaku tak banyak mengambil laba. Sejak awal, Yudhistira memiliki pikiran ”tidak harus menunggu kaya atau punya uang untuk memakai pakaian bermerek”. Maka, rata-rata keuntungan per potong baju atau celana sekitar Rp20.000 hingga Rp30.000. Itu dilakukan jika harga kulakan dinilai murah. Sebaliknya, kalau kulakannya sudah mahal paling-paling Yudhi mengambil
keuntungan antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per unit.

Advertisement

Bicara soal keuntungan, ia mengaku tak banyak mengambil laba. Sejak awal, Yudhistira memiliki pikiran ”tidak harus menunggu kaya atau punya uang untuk memakai pakaian bermerek”. Maka, rata-rata keuntungan per potong baju atau celana sekitar Rp20.000 hingga Rp30.000. Itu dilakukan jika harga kulakan dinilai murah. Sebaliknya, kalau kulakannya sudah mahal paling-paling Yudhi mengambil
keuntungan antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per unit.

“Ada sih yang mematok harga tinggi. Misal di online, biasanya memang harga (penawarannya) tinggi-tinggi tapi juga masih dalam batas wajar,” tandasnya.

Keuntungan yang didapat bisa lebih tinggi bila dia mendapat barang bagus seperti celana jeans atau jaket. Keuntungannya, kata Yudhi, bisa mencapai Rp50.000 per unit.

Advertisement

Contohnya, satu unit baju bermerek dengan kondisi istimewa bisa dijual sekitar Rp130.000 hingga Rp150.000 sedangkan harga kulakannya hanya Rp100.000 hingga Rp125.000 tergantung kondisi. Umumnya, jelas Yudhi, harga tersebut merupakan harga tertinggi

untuk baju bekas branded. Untuk celana jeans dengan kondisi sangat bagus, harga kulakan bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp200.000.

Kok mahal? Menurut Yudhi, kebanyakan orang tidak percaya jika pakaian bekas dihargai mahal. Namun, ketika membuktikan sendiri di gerai ”awul-awul” baru mereka percaya kalau memang ada harga yang mahal.

Advertisement

“Jadi, jangan kaget misalnya jaket jeans atau kulit dengan merek tertentu bisa di atas Rp500.000 bahkan sampai Rp1 juta. Begitu pula
dengan sepatu,” ucap Yudhi.

Dari mana stok barang didapat? Menurut Yudhi, semua barang bekas mulai dari baju, celana, kaus, jaket, topi, tas dan sepatu, diambil dari sekitar Jogja saja. Mulai bakul ”awul-awul” atau sedikit luar kota di Solo, Klaten, Salatiga dan Semarang. Banyak yang memang khusus berjualan secara profesional, membuka gerai atau toko online sendiri.

“Kalau saya hanya nyambi saja, sambil jalan-jalan, dapat barang bagus, dijual bagi yang berminat hehehe,” candanya.

Advertisement

Konsumen Yudhi memang masih sebatas teman-teman yang tahu dan mau. Biasanya, mereka yang tahu merek langsung ambil tanpa bertanya berapa harganya karena barang branded memang berharga mahal. Misalnya, kemeja branded di toko bisa mencapai Rp700.000. Kalau bekas cuma Rp150.000 itu yang paling mahal. Begitu juga dengan celana branded, kalau di toko bisa mencapai Rp1 juta, ia bisa menjual paling mahal Rp200.000.

“Kalau dibandingkan dengan harga baru di toko ya sangat jauh. Yang jelas, untuk barang bekas tak ada patokan harga. Harga bisa tinggi karena barangnya bagus atu langka, ada juga yang dijual dengan harga wajar-wajar saja,” ujar dia.

Kalau penjualan via online, katanya, konsumen bisa dari luar kota. Bagi yang memiliki gerai, biasanya mengadakan semacam pasar murah barang bekas secara berkala.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif