Lifestyle
Minggu, 12 Oktober 2014 - 20:30 WIB

KULINER SOLO : Mau Coba Menu Baru? Ada Makanan Herbal yang Menyehatkan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kedai Hefchick yang berada di Jl. Papagan No. 59, Kleco, Makamhaji, Kartasura, menyediakan aneka menu ayam herbal yang menyehatkan. (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Segala bentuk makanan dan minuman yang dimakan manusia akan diserap oleh tubuh. Itu pasalnya, jika terdapat kandungan zat beracun dalam makanan, kondisi tubuh pun terpengaruh. Kalau memang begitu, mengapa tidak mencoba menu baru, makanan herbal yang menyehatkan?

Pemikiran sebab akibat antara makanan dan minuman yang dikonsumsi dan kesehatan tubuh itu mendasari sejumlah pengelola warung makan, kedai maupun kafe memakai bahan alami atau herbal yang menyehatkan bagi tubuh dalam olahan masakan mereka. Tak heran bila kedai atau kafe ini banyak dicari karena menawarkan menu yang menyehatkan.

Advertisement

Kedai makan Hefchick (Herbal Fried Chicken) Kampung, misalnya. Di kedai yang beralamat di Jl. Papagan No. 59, Kleco, Mahamhaji, Kartasura, atau sekitar 200 meter sebelah selatan bangjo Pasar Kleco, ini menyediakan aneka sajian menu ayam herbal. Pengolahan menu ayam kremes, ayam bakar, chicken steak, dan lainnya, sama sekali tidak menggunakan campuran Monosodium glutamate (MSG) atau micin. Semua menu disajikan menggunakan bumbu-bumbu alami.

Kedai yang baru buka pada 10 September lalu ini sebelumnya hanya melayani menu tersebut untuk komunitas tertentu di Kota Solo. Namun karena melihat peluang yang bagus untuk dibuat sebuah resto atau kedai makan, maka menu tersebut dibuka untuk umum.

Advertisement

Kedai yang baru buka pada 10 September lalu ini sebelumnya hanya melayani menu tersebut untuk komunitas tertentu di Kota Solo. Namun karena melihat peluang yang bagus untuk dibuat sebuah resto atau kedai makan, maka menu tersebut dibuka untuk umum.

“Kami punya peternakan ayam herbal sendiri. Jadi dari hulu hingga hilir kualitas herbalnya terjaga. Kami juga punya pabrik pakan ayam sendiri,” ujar Manajer Hefchick Kampung, Handoko, saat ditemui Solopos.com di kedai tersebut, beberapa waktu lalu. Menurut Handoko, biasanya ayam broiler memakai konsentrat, vaksin dan antibiotik untuk menggemukkan ayam. Ayam-ayam itu juga disuntik hormon agar lekas gemuk dalam waktu tertentu.

Sedangkan ayam broiler yang dipakai di kedai Hefchick tidak memakai konsentrat dan tanpa suntik hormon. Pihaknya menggunakan probiotik sebagai pakan ayam. Menurut Handoko, probiotik mengandung bakteri baik yang bukan hanya cocok untuk ayam, tapi juga bagi tubuh manusia.

Advertisement

Jaminan Kesehatan
Rasa, tekstur dan keempukan ayam Hefchick ini tak berbeda jauh dari menu ayam pada umumnya. Namun yang paling membedakan dari sajian menu ayam lainnya adalah kandungan daging ayam dan jaminan kesehatan. “Menu ayam kampung juga herbal semua,” ujar Handoko.

Sementara itu, salah satu warga kampung Cinderejo Kidul RT 002/RW 008, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Muh Suwono H.S., menciptakan jenis kerupuk karak baru yang diberi nama Karak Herbal.

Suwono yang akrab dipanggil Mbah Wono, ini berhasil membuat karak tanpa bleng, boraks, dan MSG.

Advertisement

Mbah Wono mengaku telah melakukan penelitian untuk membuat karak herbal tersebut selama empat bulan. Setelah menemukan formula yang pas untuk pembuatan karak, dia lalu memberdayakan warga kampung, terutama ibu-ibu, untuk memproduksi karak herbal itu.

Dalam pembuatan karak, Mbah Wono menggunakan beras yang berkualitas baik. Dia tidak memakai beras raskin maupun nasi sisa. Karena itu dia menjamin kualitasnya baik dan layak untuk dikonsumsi oleh siapa pun. “Dari zaman saya kecil sampai sekarang, yang namanya karak pasti pakai campuran bleng. Padahal itu tidak baik bagi kesehatan tubuh,” ujar Mbah Wono.

Saat ini, kata dia, sudah ada lima kelompok yang memproduksi karak herbal. Satu kelompok sudah berhasil memproduksi tiga kilogram karak dalam sehari. Rencananya karak herbal ini juga akan jadikan salah satu produk andalan di Kota Solo.

Advertisement

Karak herbal ini berbentuk bulat, tidak seperti karak pada umumnya yang berbentuk persegi panjang. Selain itu, warnanya juga lebih cerah. Bahkan setelah digoreng, warna karak pun juga masih cerah. Karak herbal ini justru dibentuk saat masih dalam kondisi panas. Beda dengan karak yang menggunakan bleng yang baru diiris tipis-tipis setelah adonan sudah dingin. “Karak herbal kalau diolah saat dingin justru pecah,” ungkap Mbah Wono.

Satu paket karak herbal seberat 0,25 kg dijual Rp6.000 dan karak herbal kemasan 1 kg dihargai Rp24.000.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif