Jogja
Minggu, 12 Oktober 2014 - 04:15 WIB

Ini Pangan Lokal yang Jadi Andalan di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi panen ketela (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKP3) Bantul meyakini produk pangan lokal Bantul bisa memberikan daerah menuju mandiri pangan. Produk pangan lokal harus terus eksis di kancah nasional bahkan internasional.

Kepala BPK3 Bantul Pulung Hariyadi mengatakan ketahanan pangan harus bisa berkompetisi dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 nanti.

Advertisement

“Salah satu kompetisi di kancah Asia dan internasional itu bertahan dan terus meningkatkan produk pangan lokal. Apalagi kualitasnya dituntut harus baik dan memiliki inovasi,” ujarnya di sela-sela memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-34 di kantornya, Jumat (10/10/2014).

Menurut Pulung, pangan lokal yang menjadi andalan Bantul seperti ketela pohon, pisang dan ubi jalar sangat potensi mendukung produk pangan nasional selain mengandalkan beras. Inovasi menuntut produsen lokal harus terus bersaing ketat. Baik kualitas, kuantitas dan kemasan.

Pulung menilai banyak komiditas pangan lokal yang mulai dilirik sebagai teknologi pengganti gandum. Ia melihat sudah banyak dikembangkan teknologi pengganti gandum seperti mokaf dan tapioka seperti sudah dirintis kelompok petani wanita selama ini.

Advertisement

“Tinggal meningkatkan ketersediaan bahan dan produksinya,” ucap Pulung.

Untuk memperingati HPS, digelar pameran di Kantor BKP3 sejak kemarin sampai Minggu (12/10/2014) besok.

Serangkaian kegiatan pendukung seperti pencanangan gerakan kegiatan tanam bersama. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Bantul, Sri Surya Widati, secara resmi meluncurkan mobil klinik agribisnis yang akan rencananya akan dioperasikan secara keliling.

Advertisement

Menurut Bupati, mobil akan keliling ke kelompok tani setiap hari untuk memberikan banyak pelayanan seperti konsultasi produk pangan lokal, pengolahan lahan hingga peningkatan produktivitas pertanian.

“Sudah menyiapkan tenaga ahli di bidang masing-masing sektor pangan dan teknologi pertanian. Tinggal menyediakan sumber daya manusia yang sudah siap ke masyarakat petani,” papar Bupati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif