Jogja
Sabtu, 11 Oktober 2014 - 23:20 WIB

Sabrang Kidul Dusun Pusat Salak Pegunungan Menoreh

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu petani sedang memanen Salak Pondoh Menoreh di salah satu kebun salak di Dusun Sabrang Kidul Desa Purwosari, Girimulyo Kulonprogo, Kamis (9/10/2014). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Salak Pondoh selama ini dikenal sebagai salah satu komoditas primadona khas Kabupaten Sleman. Namun, siapa yang menyangka apabila komoditas tersebut juga dimiliki Kulonprogo dengan nama Salak Pondoh Menoreh.

Salak Menoreh menjadi tanaman unggulan dan khas Dusun Sabrang Kidul, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo.

Advertisement

Secara umum bentuk Salak Menoreh tidak jauh berbeda dengan Salak Pondoh. Hanya saja secara ukuran, salak tersebut cenderung lebih besar dibandingkan salak pondoh asal Sleman.

Soal rasa, salak pegunungan itu juga cukup unik. Pasalnya, rasa Salak Menoreh tidak hanya manis tetapi juga sedikit asam.

“Kalau rasa cenderung nano-nano, ada manis, agak asam sedikit dan sepet [masam]. Tapi dari ukuran buah lebih besar,” ujar Kepala Dusun Sabrang Kidul Parsuki saat ditemui Harian Jogja di kebunnya , Kamis (9/10/2014).

Advertisement

Parsuki mengatakan, Salak Menoreh berasal dari persilangan antara Salak Pondoh Sleman dengan salak pegunungan.

Perkawinan silang dari kedua tanaman itu menghasilkan varietas buah yang lebih unggul secara bentuk atau ukuran. Bahkan, secara rasa memberikan keunikan tersendiri yang kemudian menjadi ciri khas salak asal Pegunungan Menoreh.

“Pada intinya, perkawinan silang salak tersebut dilakukan dengan menyilangkan salak pondoh Sleman dengan salak pegunungan. Penyerbukannya dari salak pegunungan,” jelas Parsuki.

Advertisement

Lebih lanjut dia menjelaskan, Salak Menoreh yang dibudidayakan di desa tersebut kini terus dipasok ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Namun, lanjut Parsuki, sebagian besar produksi Salak Menoreh banyak diambil pedagang besar untuk dipasarkan ke Sleman.

“Ada 115 kepala keluarga di desa ini dan sebagian besar bekerja menggarap lahan salak. Luas lahan yang ditanami pohon salak ada sekitar 60 hektare sampai 70 hektare,” papar Parsuki.

Tiyah, 60, petani salak lainnya mengungkapkan, kebun salak tidak hanya ada wilayah Dusun Sabrang Kidul. Bahkan, persebaran kebun salak tersebut merata di seluruh Desa Purwosari yang notabenenya berada di kawasan perbukitan Menoreh.

“Hampir semua desa ada kebun salak. Tapi memang paling banyak di Dusun Sabrang Kidul. Dari segi harga juga tidak jauh beda dengan salak pondoh Sleman. Di sini juga kalau sekali panen untuk satu hektar bisa sampai empat kuintal, itu kalau pas musimnya bagus dan cukup air,” imbuh Tiyah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif