Soloraya
Sabtu, 11 Oktober 2014 - 03:00 WIB

KEKERINGAN SRAGEN : Tandon Raksasa Segera Dibangun di Bumi Sukowati

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.comm, SRAGEN–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Bumi Sukowati akan merealisasi rencana pembangunan bak atau tandon raksasa di desa yang rawan air bersih, tahun ini.

Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Wangsit Sungkono, saat ditemui wartawan di Kompleks Setda Sragen, baru-baru ini. “Kami sudah koordinasi dengan perusahaan-perusahaan tentang ini,” katanya.

Advertisement

Wangsit menjelaskan pembangunan tandon raksasa akan dilakukan semua daerah yang rawan air bersih. Tapi untuk tahun 2014 hanya akan dibangun di delapan desa. “Di satu desa ada yang satu tandon, ada yang dua,” imbuhnya.

Wangsit mengaku tidak hafal desa mana saja yang akan menjadi sasaran program pembuatan tandon. Namun menurut dia delapan desa tersebut tersebar di enam wilayak kecamatan, yaitu Tangen, Sumberlawang, dan Kalijambe.

Selain itu Kecamatan Jenar, Gesi, dan Mondokan. Menurut dia fungsi tandon tersebut untuk mempermudah teknis distribusi air bersih. “Supaya masyarakat tidak perlu antre air di tangki saat kami suplai air,” tandas dia.

Advertisement

Ditanya persediaan air bersih untuk musim kemarau, Wangsit mengatakan sejauh ini 200-an tangki air sudah didistribusi ke daerah kering. Anggaran yang dialokasikan untuk air bersih setara 250 tangki air bersih.

Artinya, dia melanjutkan, saat ini masih ada 50-an tangki air bersih yang belum disalurkan. Bila persediaan air semakin menipis, menurut Wangsit bisa diambilkan dana darurat bencana sebesar Rp450 juta. “Tak usah khawatir,” tutur dia.

Apalagi, dia menjelaskan, masih tersedia dana taktis di UPT Penanggulangan Kemiskinan (PK) Sragen sebesar Rp29 juta. Anggaran tersebut juga bisa digunakan untuk menopang kebutuhan air bersih masyarakat.

Advertisement

Ditanya wartawan ihwal keberadaan instalasi pamsimas di daerah rawan air bersih, Wangsit menyatakan sangat membantu. “Sampai saat ini pamsimas masih jalan. Kalau tidak ditopang pamsimas bisa repot itu,” ujar dia.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Sragen, Dedy Endriyatno, meminta Pemkab Sragen belajar dari pengalaman penanganan musibah kekeringan selama ini. Sehingga, dia melanjutkan, perlu adanya terobosan-terobosan program.

Menurut Dedy penanganan persoalan krisis air bersih tidak bisa terus menerus dilakukan dengan suplai air bersih. Yang tidak kalah penting menurut dia sikap tanggap pejabat pemerintah kecamatan dan desa terhadap krisis air.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif