Jogja
Sabtu, 11 Oktober 2014 - 17:40 WIB

Apa Penyebab Pemasungan Masih Tinggi di Gunungkidul?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (Espos/Agoes Rudianto/dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, terdapat 31 kasus pemasungan di Gunungkidul.

Ketua Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) DIY Budi Pratiti menjelaskan, banyak kasus pemasungan terjadi karena ketidaktahuan masyarakat mengenai penanganan penderita skizofrenia (penderita gangguan jiwa akut).

Advertisement

Selain itu, masyarakat malas mengunjungi dokter spesialis jiwa sehingga membuat penanganan menjadi semakin kompleks.

“Umumnya mereka merasa malu dan takut untuk berobat,” ungkapnya, Jumat (10/10/2014).

Dia menjelaskan konsultasi ke dokter jiwa tidak hanya untuk penyakit jiwa skala akut. Pasalnya, masalah kejiwaan termasuk kompleka dengan tingkat gangguan yang bervariasi mulai dari tingkat yang ringan, sedang sampai berat.

Advertisement

“Jangan takut karena itu demi kebaikan penderita. Sebab, kalau tidak mendapatkan penangan yang benar, maka kondisinya malah bertambah parah,” kata dia.

Seksi Publikasi PDSKJI DIY Ida Rochmawati menambahkan ganguan jiwa sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau klenik, supranatural. Tak jarang pula, penyakit tersebut dianggap merupakan aib, dan tidak dapat disembuhkan bahkan dianggap kriminal.

“Banyak yang datang ke saya sudah dalam kondisi akut. Tak jarang, mereka mengaku sudah pernah ke dukun untuk melakukan pengobatan,” kata Psikiater RSUD Wonosari tersebut.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif