Jogja
Sabtu, 11 Oktober 2014 - 16:20 WIB

Ada 31 Kasus Pemasungan di Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Jumlah penderita gangguan jiwa di Gunungkidul relatif tinggi dan tak jarang penderita ganguan jiwa akut dipasung oleh keluarga.

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, terdapat 31 kasus pemasungan.

Advertisement

Seksi Publikasi Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) DIY Ida Rochmawati mengatakan, penanganan penderita ganguan jiwa masih minim.

Masyarakat menganggap penyakit tersebut merupakan sesuatu yang harus disembunyikan. Dampaknya, penderita seringkali dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, tak jarang demi alasan keamanan banyak penderita dipasung.

“Banyak kasus penderita ditangani secara salah. Akibatnya, pengobatan yang dilakukan terkesan sia-sia,” kata Ida, Jumat (10/10/2014).

Advertisement

Psikiater RSUD Wonosari itu menjelaskan, kondisi ini bertambah pelik karena minimnya pelayanan kesehatan untuk penderita ganguan jiwa.

Dia mencontohkan, di Gunungkidul hanya tiga puskesmas yang memberikan pelayanan, yakni Puskesmas Wonosari II , Playen I dan Semanu I.

“Kami terus berusaha untuk memberikan pelayanan terhadap penderita kesehatan jiwa. Bentuk kerja sama antara rumah sakit dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul adalah pembentukan desa siaga sehat jiwa di Semanu,” ungkap Ida.

Advertisement

Ida menambahkan berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengurangi angka pemasungan. Namun, tetap saja belum bisa mengurangi, malahan dalam beberapa tahun cenderung meningkat.

“Pemasungan dilakukan karena ketidaktahuan masyarakat, terutama berkaitan dengan akses pengobatan. Sebenarnya, kalau diobati dengan benar maka penyakit itu bisa disembuhkan,” katanya lagi.

Pemasungan bukanlah langkah yang bijak untuk mengatasi penderita gangguan jiwa. Meski dengan dalih untuk keamanan, hal tersebut tidak dapat dibenarkan.

“Pastinya keadaan penderita akan semakin tertekan. Bukannya akan sembuh, keadaan penderita jadi semakin parah,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif