News
Jumat, 10 Oktober 2014 - 12:15 WIB

FORUM DEMOKRASI BALI : SBY: Pemilihan Umum Itu Melelahkan, Mahal, dan Memecah Belah...

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (JIBI/Dok.)

Solopos.com, NUSA DUA – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui penerapan demokrasi bukanlah hal yang mudah.

“Pemilihan umum tidak mudah dilaksanakan. Itu melelahkan, rumit, mahal, memecah belah dan bahkan emosional … Tidak ada yang mengatakan bahwa demokrasi itu mudah,” kata Presiden saat berbagi kisah tentang kesuksesan pelaksanaan pemilihan umum presiden 2014 dalam Forum Demokrasi Bali (BDF) VII di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/10/2014) .

Advertisement

Namun, lanjut dia, ketika nanti presiden baru dilantik, Indonesia telah membuktikan pada rakyatnya dan masyarakat dunia jika mampu melakukan transfer kekuasaan secara damai dan konstitusional.

Ia menjelaskan sekitar 135 juta rakyat Indonesia telah turut ambil bagian dalam salah satu proses pemilihan umum terbesar di dunia yang melibatkan 500.000 bilik suara untuk memilih lebih dari seribu anggota parlemen serta presiden dan wakil presiden itu.

Ia mencatat kesuksesan penyelenggaraan pemilu di Indonesia itu sebagai satu dari sejumlah keberhasilan transfer kekuasaan dengan damai di dunia, antara lain Aljazair, Brasil, Fiji, India, Iran, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Turki.

Advertisement

Namun, menurut Presiden, di tengah sejumlah keberhasilan pelaksanaan pemilu di dunia tersebut, dunia juga dihadapkan pada situasi yang sulit dengan memburuknya hubungan di antara negara-negara maju. Ia merujuk pada kasus di Ukraina yang melibatkan negara-negara maju dan sengketa di Asia Timur.

“Kita juga menjadi saksi transisi demokrasi yang tidak mulus, terutama di Timur Tengah,” katanya merujuk pada Mesir, Irak, Tunisia, dan Libia.

Oleh karena itu, ia berharap BDF dapat terus tumbuh dan berkembang serta menawarkan pengalaman-pengalaman terbaik dalam pelaksanaan demokrasi bagi negara-negara di dunia.

Advertisement

Acara tahunan yang telah digelar sejak 2008 itu kali ini dipimpin bersama oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III. Dua kepala pemerintahan yang secara rutin menghadiri acara tersebut, yaitu Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah dan PM Timor Leste Kay Rala Xanana Gusmao.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif