Soloraya
Jumat, 10 Oktober 2014 - 11:32 WIB

Air PDAM Wonogiri Macet, Sungai Bengawan Solo Dibendung

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Perusda PDAM Giri Tirta Sari, Wonogiri, Sumarjo (kanan) memantau upaya pegawainya yang bergotong-royong membuat bendung di Sungai Bengawan Solo, Kamis (9/10/2014). Langkah itu mereka lakukan dengan harapan air dapat mengalir lebih deras ke bak penampungan untuk diolah menjadi air bersih. (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI–Pelanggan air minum Perusahaan Daerah Giri Tirta Sari (Perusda GTS) Wonogiri mengeluhkan minimnya pasokan dan keruh. Keluhan pelanggan juga terkait jadwal penggiliran aliran air yang datang pada malam hari sehingga membuat pelanggan tak bisa tidur nyenyak. Selama musim kemarau berlangsung, aliran air bersih PDAM ngitir (kecil).

Keluhan itu disampaikan warga Kelurahan Wonokarto, Agus, Supat, Mariyo dan warga Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Marni dan Nurul kepada Solopos.com, secara terpisah, Kamis (9/10/2014). Marni dan Nurul mengaku, dirinya tak bisa tidur pulas karena berjaga-jaga mengisi bak mandi.

Advertisement

Jaga malam dilakukan keduanya karena aliran air dari PDAM malam. “Apa tidak bisa dibuat jadwal bergilir. Sepekan ini, kami mendapat giliran aliran air pada malam tetapi pekan depan giliran pagi,” ujar Marni.

Pedagang makanan ini menyatakan, minimnya pasokan air bersih dari PDAM sudah rutin terjadi di musim kemarau. Anehnya, ujarnya, setiap tahun dari Singodutan, Kecamatan Selogiri mendapat giliran malam. Marni menyatakan, jadwal aliran air PDAM tidak menentu tetapi selalu malam hari. “Terkadang air baru mengalir tengah malam. Kami meski menunggui hingga semua bak penuh.”

Di Kelurahan Wonokarto, selain pasokan air minim kondisi air juga keruh. Agus, warga Wonokarto bercerita dirinya meski menunggu lama karena air PDAM ngitir atau kecil. “Sudah ngitir air yang keluar keruh. Kami harus menunggu agak lama agar kotoran mengedap.”

Advertisement

Dijelaskan oleh Agus, minimnya pasokan air sudah terjadi selama sebulan terakhir sedangkan air keruh baru terjadi sekitar sepekan terakhir. Dia berharap pengelola PDAM bisa mengatasi kekurangan tersebut sehingga setiap musim kemarau tidak terjadi minim pasokan air dan kotor.

“Harga air PDAM sudah dinaikkan mestinya diimbangi dengan peningkatan kinerja sehingga kepuasan pelangan menjadi tujuan utama.”

Terpisah, Direktur Perusda GTS Wonogiri, Sumarjo saat mengonfirmasi menyatakan, minimnya pasokan air ke pelanggan disebabkan menurunnya debit air sumber baku. Dijelaskannya, untuk menjaga kestabilan pasokan air ke 30.000 pelanggan, pengelola PDAM membendung air Sungai Bengawan Solo. Gotong-royong membuat bendungan dilakukan sejak sepekn terakhir.

Advertisement

“Selama musim kemarau memang terjadi penggiliran pasokan air ke pelanggan. Air dari sumber baku sudah menurun, seperti di Kuryo, Kabupaten Karanganyar debit air tinggal 30 liter per detik dari standar 90 liter per detik.”

Dijelaskannya, satu liter per detik air bisa dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi 100 pelanggan. “Jika sekarang debit air tinggal 30 liter maka 6000 sambungan rumah tidak mendapat pasokan air sesuai standar. Kondisi ketersendatan pasokan air dialami pelanggan di Girimarto, Ngadirojo, Wonogiri Kota dan Selogiri. Daerah tersebut pasokan air dicukupi dari sumber Kuryo, Karanganyar.”

Selain sumber Kuryo, menurut mantan Kabag Perekonomian Pemkab Wonogiri, penurunan debit air terjadi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Grobog, Kelurahan Wuryorejo, IPA Induk PDAM, IPA Boto, Kecamatan Baturetno. Saat ini, debit air di IPA Induk tinggal 65 liter per detik dari standar 80 liter per detik.

“Upaya pemenuhan air baku tinggal dari Sungai Bengawan Solo dan sumur dalam. Di Boto, Baturetno setiap hari petugas menggeser pipa sejauh 25 meter hingga 30 meter untuk mendapatkan air Waduk Gajah Mungkur,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif