Jogja
Kamis, 9 Oktober 2014 - 16:20 WIB

TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA : Playen Kembangkan Sorgum Berbasis Teknologi Nuklir

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta workshop IAEA melakukan peninjauan di lokasi penanaman sorgum di Desa Playen, Kecamatan Playen. Penanaman itu merupakan kerja sama antara BATAN dengan Gapoktan Sido Rahayu. Rabu (8/10/2014). (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sido Rahayu, Desa Playen, Kecamatan Playen melakukan kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) untuk pengembangan pruduk pertanian berbasis teknologi nuklir, yakni sorgum.

Playen dipilih lantaran memiliki potensi menjadi sentra produksi sorgum di Gunungkidul. Penandatanganan kerja sama antara Pusat Diseminasi dan Kemitraan BATAN dengan petani dilaksankan Rabu (8/10/2014) di Balai Desa Playen, yang disaksikan langsung Bupati Gunungkidul Badingah. Selain itu, acara tersebut juga dihadiri 15 perwakilan Negara sahabat, yang tergabung dalam peserta workshop International Atomic Energy Agency (IAEA).

Advertisement

Ketua Gapoktan Sido Rahayu, Playen Mardi mengaku, kerja sama dengan BATAN bukan yang pertama kali. Sebab, sebelumnya pernah ada kerja sama untuk pengembangan produksi padi. Namun, kerja sama kurang berhasil, dikarenakan panen padi yang dihasilkan tak mampu memenuhi harapan petani. Kegagalan produksi, kata Mardi, salah satunya disebabkan karena hama pengerek, sehingga produktivitas panen menurun hingga 50%.

“Saya mengakui, untuk hasil panen padi memang kurang maksimal. Untuk itu, kerja sama dialihkan untuk pengembangan sentra produksi canthel [sorgum],” kata Mardi di sela-sela acara sarasehan, Rabu (8/10/2014).

Pada tahap awal, sorgum yang ditanam baru sebatas di empat petak sawah. Sedangkan, luas lahan lainnya, masih ditanami komoditas pertanian lainnya seperti kacang, kedelai dan jangung.

Advertisement

“Ini baru awal, karena penanaman baru dimulai pada 17 Agustus yang lalu. Tapi, ke depannya kami sudah menyiapkan lahan empat hektar untuk ditanami sorgum jenis samurai I,” ungkapnya.

Menurut Mardi, meski sorgum yang ditanam belum bisa dipanen. Namun, dia optimistis produksi yang dihasilkan akan lebih maksimal.

“Bisa dilihat sendiri, canthel yang ditanam batangnya lebih besar-besar dan terlihat kokoh. Kalau dari pemaparan, bijinya akan lebih besar dan lebih empuk dari jenis sorgum lainnya,” papar dia.

Advertisement

Lebih jauh Mardi mengatakan sorgum dipilih karena memiliki perawatan yang lebih mudah. Selain itu, tanaman itu juga sedikit membutuhkan air. Sedang hasilnya, sorgum memiliki dua manfaat. Pertama, bijinya digunakan untuk bahan pangan pengganti gandum atau beras. Manfaat yang kedua batang sorgum bisa digunakan untuk pakan ternak.

“Mungkin untuk pengembangan pangan pengganti beras masih jauh. Tapi, paling tidak masyarakat playen tidak perlu jauh-jauh membeli pakan ternak ke daerah lain,” tegas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif