SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembobolan rekening bank dengan memanfaatkan ATM (daz3d.com)
Harianjogja.com, SLEMAN-Ternyata upaya pelaku membobol ATM hingga Rp1,3 miliar tidak membutuhkan keterampilan penguasaan teknologi informasi (TI) mumpuni. Pembobol justru mengandalkan jurus ketelatenan. Bagaimana caranya?
Direktur Reserse Kriminal Umum, Ditreskrimum, Polda DIY, AKBP Djuhandani menjelaskan Unit Opsnal Jatanras, Subdit Keamanan Negara, Ditreskrimum Polda DIY menangkap dua warga Klaten, Jawa Tengah yang menjadi pelaku pembobol rekening senilai Rp1,3 miliar, Senin (6/10/2014). Tersangka menggunakan modus menduplikasi kartu ATM sekaligus memalsu KTP.
Adapun cara yang dilakukan pelaku pertamakali adalah menghubungi korban melalui ponselnya secara acak untuk mendapatkan data secara detail sekaligus nomor rekening. Mereka cenderung menyasar korban terutama pemilik rekening yang tidak memiliki kartu ATM. Setelah mendapatkan nomer rekening tersebut sindikat ini kemudian mendatangi bank sesuai dengan rekening korban. Tujuannya adalah untuk membuat kartu ATM sesuai dengan nomor rekening korban.
Sebelum datang untuk mengajukan permohonan ATM tersebut, tersangka sudah mempersiapkan KTP palsu sesuai dengan data
korban yang sebelumnya dicari secara acak. Setelah mendapatkan kartu ATM para pelaku kemudian menguras uang korban selama berbulan-bulan.
“Modusnya mengaku dari bank ini mohon konfirmasi identitas, sebagai orang yang tidak paham akan menyatakan secara detail. Kemudian dia bisa menduplikasi ATM, mencari sasaran orang yg tidak punya ATM, sehingga mereka tidak tahu kalau uangnya berkurang begitu uangnya kurang baru komplain,” urainya. (Baca Juga : PEMBOBOLAN ATM : Penduplikat Kartu ATM yang Bobol Rp1,3 Miliar Berhasil Ditangkap)