Jateng
Rabu, 8 Oktober 2014 - 19:55 WIB

KRISIS AIR BERSIH : Dampak Kekeringan di Kudus Makin Meluas

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Kanalsemarang.com, KUDUS—Dampak kekeringan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, semakin meluas setelah  hanya melanda satu desa, kini bertambah menjadi tiga desa di Kecamatan Kaliwungu kabupaten setempat yang mengalami kesulitan air bersih.

Advertisement

Awalnya warga yang mengeluhkan kesulitan mendapatkan air bersih, menyusul mengeringnya sumur mereka terjadi di Desa Sidorekso, Kecamatan Kaliwungu, Kudus.

Kini warga Desa Banget dan Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, juga mengalami hal serupa.

Advertisement

Kini warga Desa Banget dan Blimbing Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kudus, juga mengalami hal serupa.

Corporate Affair PT Djarum Foundation Bakti Sosial Hardi Cahyana ditemui di sela-sela melakukan droping air bersih di Desa Banget, Kudus, Rabu, mengungkapkan ada tiga desa yang mengajukan bantuan air bersih, yakni Desa Banget, Blimbing Kidul dan Sidorekso.

Khusus untuk Desa Sidorekso, kata dia, mendapatkan suplai air bersih sejak pertengahan September 2014, sedangkan Desa Banget sejak Senin (6/9/2014).

Advertisement

Droping air bersih untuk warga Desa Blimbing Kidul, kata dia, dijadwalkan mulai Sabtu (11/9/2014).

Dengan adanya droping air bersih tersebut, dia berharap, bisa meringankan beban warga yang selama ini kesulitan mendapatkan air bersih.

Jatmiko, salah seorang warga Desa Banget mengakui, sejak dua pekan terakhir sumur miliknya mulai mengering sehingga harus mengambil air bersih dari kantor balai desa setempat yang kebetulan debit air sumurnya masih cukup.

Advertisement

Dalam sehari, kata dia, keluarganya butuh enam jeriken dengan kapasitas 25 liter air.

“Warga memang berharap ada droping air bersih setiap harinya karena kekeringan yang terjadi di desanya semakin parah,” ujarnya.

Kepala Desa Banget Suyadi membenarkan, bahwa dampak kekeringan yang terjadi saat ini merupakan yang paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Advertisement

Warga yang mengalami dampak kekeringan, kata dia, tersebar di dua rukun tetangga (RW), yakni RW 1 dan RW 2 dengan jumlah keluarga mencapai 800-an keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 2.600 orang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif