Jogja
Rabu, 8 Oktober 2014 - 00:20 WIB

Kisah Penjual Wayang Kulit di Pasar Beringharjo

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jember Sarjono bersama wayang kulit dagangannya di Jalan Malioboro. (Naelatus Sukriya/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA—Kerajinan wayang kulit yang dijual di Jalan Malioboro makin minim peminat. Tukirah, salah satu penjual kerajinan wayang kulit mengatakan penjualan belakangan ini tak menentu.

“Kalau paling ramai hanya musim liburan [sekolah] saja sekitar Juni, Juli dan libur hari besar,” ujarnya kepada Harianjogja.com, baru-baru ini.

Advertisement

Kalau hari biasa, Tukirah mengaku kesulitan menjual wayang kulit dagangannya. Pembeli rata-rata, kata dia, berasal dari wisatawan luar kota Jogja seperti Lampung, Sumatra, Jakarta dan wisatawan asing.

Sedangkan Jember Sarjono salah satu perajin wayang kulit yang memiliki lapak di jalan Malioboro mengatakan jika sedang sepi banyak penjual yang malas berdagang.

“Untuk hari biasa jarang laku, kemarin saja tidak laku sama sekali, sekarang setengah hari juga belum laku [terjual],” katanya.

Advertisement

Meski sepi pembeli Sarjono tetap membuka lapaknya yang terdiri dari berbagai kerajinan kulit seperti wayang kulit, hiasan lampu, dan pembatas buku yang dijual mulai dari Rp15.000 hingga Rp650.000.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif