Harianjogja.com, JOGJA—Kerajinan wayang kulit yang dijual di Jalan Malioboro makin minim peminat. Tukirah, salah satu penjual kerajinan wayang kulit mengatakan penjualan belakangan ini tak menentu.
“Kalau paling ramai hanya musim liburan [sekolah] saja sekitar Juni, Juli dan libur hari besar,” ujarnya kepada Harianjogja.com, baru-baru ini.
Kalau hari biasa, Tukirah mengaku kesulitan menjual wayang kulit dagangannya. Pembeli rata-rata, kata dia, berasal dari wisatawan luar kota Jogja seperti Lampung, Sumatra, Jakarta dan wisatawan asing.
Sedangkan Jember Sarjono salah satu perajin wayang kulit yang memiliki lapak di jalan Malioboro mengatakan jika sedang sepi banyak penjual yang malas berdagang.
“Untuk hari biasa jarang laku, kemarin saja tidak laku sama sekali, sekarang setengah hari juga belum laku [terjual],” katanya.
Meski sepi pembeli Sarjono tetap membuka lapaknya yang terdiri dari berbagai kerajinan kulit seperti wayang kulit, hiasan lampu, dan pembatas buku yang dijual mulai dari Rp15.000 hingga Rp650.000.