News
Selasa, 7 Oktober 2014 - 11:30 WIB

KISAH TRAGIS : Ikuti Ritual di Gunung, 11 Orang Tewas Tersambar Petir

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Petir (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, BOGOTA – Sedikitnya 11 orang yang merupakan anggota suku lokal di Kolombia tewas tersambar petir. Sedangkan 15 orang lainnya luka-luka akibat insiden yang terjadi saat ritual digelar di pegunungan terpencil ini.

Wiwa yang merupakan suku pribumi Kolombia tengah berkumpul dalam pertemuan pemimpin spiritual di wilayah terpencil Sierra Nevada de Santa Marta, Magdalena. Tiba-tiba petir menyambar dan memakan korban jiwa.

Advertisement

“Mereka tewas akibat sengatan listrik dari petir yang menyambar,” terang otoritas ombudsman setempat, Selasa (7/10/2014).

“Pemimpin suku tengah menggelar pertemuan ketika fenomena alam ini terjadi,” imbuh otoritas yang bertanggung jawab untuk melindungi HAM warga Kolombia tersebut.

Secara terpisah, Organisasi Warga Pribumi Nasional Kolombia (ONIC) menuturkan suku Wiwa tengah melakukan ritual yang bernama ritual harmonisasi spiritual.

Advertisement

Ritual ini, jelas ONIC, meliputi nyanyian dan refleksi selama berjam-jam untuk menangkal energi negatif ketika kelompok suku ini menghadapi berbagai persoalan, seperti perubahan iklim atau pertikaian antaranggota suku.

Satu batalion tentara yang bertugas di wilayah tersebut, mengevakuasi para korban luka. Korban luka dibawa ke sejumlah fasilitas medis atau rumah sakit yang ada di kota Santa Marta, yang berjarak sekitar 5 jam perjalanan mobil dari lokasi kejadian.

Menurut kepolisian setempat, sebagian besar korban luka mengalami luka bakar cukup parah. “Solidaritas kami untuk komunitas suku Sierra Nevada de Santa Marta,” ucap Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos via akun Twitter-nya.

Advertisement

Dalam keterangan terpisah, ahli meteorologi setempat menyebutkan, badai petir ini merupakan hasil dari suhu udara yang panas pada Minggu (5/10/2014) malam, bercampur dengan gelombang angin tropis yang membawa udara bertekanan relatif rendah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif