Soloraya
Selasa, 7 Oktober 2014 - 01:30 WIB

BST SOLO : Pemkot Jajaki Investor Baru

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Shelter BST Terbengkalai

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menjajaki investor baru dalam penyediaan sarana transportasi murah Batik Solo Trans (BST) mulai koridor I-X pada 2015.

Investor tersebut akan menyediakan armada BST sebanyak 144 unit untuk 10 koridor itu. Konsekuensinya APBD harus menyediakan anggaran Rp52 miliar per tahun.

Advertisement

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, masih mengkaji peluang kerja sama dengan investor tersebut lengkap dengan konsekuensi dan benefit yang akan diterima Pemkot Solo.

“Pemkot bisa menganggarkan Rp52 miliar, maka dana itu akan kembali ke Pemkot senilai Rp40 miliar per tahun. Artinya, masih ada selisih Rp12 miliar. Kalau saya hitung subsidi Pemkot kepada masyarakat itu sampai Rp1 miliar per bulan. Bila diakumulasi selama satu tahun menjadi Rp12 miliar. Sebetulnya hanya pindah kantong saja,” terang Wali Kota, Senin (6/10/2014).

Advertisement

“Pemkot bisa menganggarkan Rp52 miliar, maka dana itu akan kembali ke Pemkot senilai Rp40 miliar per tahun. Artinya, masih ada selisih Rp12 miliar. Kalau saya hitung subsidi Pemkot kepada masyarakat itu sampai Rp1 miliar per bulan. Bila diakumulasi selama satu tahun menjadi Rp12 miliar. Sebetulnya hanya pindah kantong saja,” terang Wali Kota, Senin (6/10/2014).

Rudy, sapaan akrab Wali Kota, menyatakan bila konsekuensi itu diambil Pemkot, maka pihak rekanan bisa menyediakan 144 unit BST yang tampaknya selesai 2015.

Rudy sudah meminta konsultas BST untuk membuat database jumlah penumpang BST. Data itu bisa menjadi dasar untuk menentukan besaran subsidi tarif.

Advertisement

“Kalau aturan ditegakkan, tetapi Pemkot tidak menyediakan transportasi yang memadai malah dikeploki tanggane {ditepuktangani tetangga],” imbuhnya.

Rudy belum menyebut nama investor itu. Rudy hanya memastikan rekanan itu bukanlah konsorsium yang tergabung dalam PT Bengawan Solo Trans. Apakah rekanan itu dari luar negeri, Rudy membantahnya. “Soal siapa rekanannya, ya itu nanti,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajad, saat ditemui Espos di sela-sela rapat paripurna, mengatakan pengadaan 10 unit BST dari dana APBD 2014 sudah selesai 80%. Dia menerangkan 10 unit BST itu masih dalam proses produksi di karoseri New Armada yang kemungkinan akhir Oktober selesai.

Advertisement

“Sebanyak 10 unit BST itu akan kami tempatkan di koridor II untuk sementara. Bila melihat kebutuhan, koridor II membutuhkan 25 unit BST. Padahal, setelah ditambah 10 unit, kami baru memiliki 16 unit di koridor itu. Kekurangannya masih sembilan unit,” urai dia.

Yosca berharap ada bantuan dari pemerintah pusat. Ia menerima kabar pemerintah pusat sudah menggelar lelang pengadaan bus pada APBD Perubahan 2014.

“Kami optimistis, Solo akan dapat tambahan bus itu. Tapi, jumlahnya berapa, kami belum tahu. Yang pasti, kami dapat bus untuk menambah armada di koridor II,” imbuh dia.

Advertisement

Yosca mengaku susah ketika menerima keluhan masyarakat lewat SMS gateway. Yosca banyak menerima permintaan dari masyarakat yang menginginkan adanya penambahan jalur BST, seperti di wilayah Mojosongo.

“Masyarakat banyak yang iri. Itu wajar ketika masyarakat juga minta layanan transportasi. Bicara masyarakat itu juga keras kepada kami. Hal itu membuat perut jadi mules. Masalah transportasi itu kalau tidak diadakan secara serentak, ya susah. Kami memang yang susah,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif