Soloraya
Selasa, 7 Oktober 2014 - 11:00 WIB

Asrama Singgah Raja Solo di Sukoharjo Dijadikan Gedung Persewaan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO–Sebuah gedung bekas asrama singgah Raja Keraton Kasunanan Surakarta, di Kecamatan Mojolaban direvitalisasi menjadi gedung persewaan umum. Gedung yang pernah berfungsi sebagai Kantor Kawedanan Bekonang tersebut diperkirakan mulai beroperasi komersial pada awal tahun depan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sukoharjo, AA Bambang Hariyanto mengatakan, revitalisasi gedung tersebut juga sebagai upaya penyelamatan heritage di Kota Makmur. Pasalnya, gedung yang bersebelahan dengan Pasar Bekonang tersebut telah berusia lebih dari 90 tahun itu.

Advertisement

“Sesuai angka yang tertera di atasnya, yakni dibangun pada 1921. Harapannya, revitalisasi gedung ini bisa menggerakkan sektor perekonomian di Pasar Bekonang,” terangnya saat ditemui Solopos.com di sela-sela memantau pengerjaan revitalisasi bangunan bersejarah tersebut, Senin (6/10/2014).

Revitalisasi gedung tua tersebut, kata Anton, sapaan akrabnya, melalui pos anggaran Disperindag Sukoharjo senilai Rp500 miliar. Pasalnya, gedung tersebut berada di area yang masih satu kesatuan dengan Pasar
Bekonang.

“Saat ini masih dikelola Disperindag, ke depannya mungkin akan dikelola Dinas Pariwisata. Tujuannya, agar keberadaan situs-situs bersejarah di Sukoharjo tetap lestari,” terangnya.

Advertisement

Sejumlah potensi persewaan yang bisa dibidik antara lain, persewaan pernikahan, pertemuan keluarga, pameran, serta singgah tamu. Dia memprediksikan, gedung dan pelataran mampu menampung tamu sebanyak seribuan orang.

“Nanti, bagian teras dipasang kajang, jumlah tamu bisa seribaun,” paparnya.

Anton menegaskan, revitalisasi gedung tersebut tanpa mengubah esensi bentuk gudung aslinya. Mulai jumlah ruangan, bentuk teras, atap,
pagar, hingga tiang penyangganya, semua masih asli.

Advertisement

Pihaknya hanya mengembalikan sejumlah papan pagar yang rusak, hilang, lantai, serta meninggikan ompak teras. Sisa lahan bagian belakang, dibangun taman khas kerajaan, serta perlengakpan dapur dan kamar mandi.

“Kalau model kamar persinggahan raja, ruang tamu, dan temboknya masih utuh,” paparnya.

Sementara itu, pengawas proyek revitaliasi, Moko mengatakan, tak ada kendala yang berarti dalam pengerjaan proyek tersebut, selain soal
ketersediaan bahan material yang sesuai dengan bangunan lama.

“Karena ini kan bangunan kuno, jadi pelaksana agak kesulitan mencarikan bahan material yang sesuai dengan bentuk bangunan lama. Seperti kayu jati dan ornamennya,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif