Jogja
Senin, 6 Oktober 2014 - 22:40 WIB

Pengiriman Blangko KTP Elektronik di Gunungkidul Semakin Tak Jelas

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - E-KTP (Desy Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Rencana pencetakan KTP eletronik oleh Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Gunungkidul pada November mendatang terancam gagal.

Pasalnya, lelang blangko KTP di pusat mengalami kendala, akibatnya 16.000 blangko yang dijanjikan, belum jelas pengirimannya.

Advertisement

Kepala Disdukcapil Gunungkidul Eko Subiantoro menjelaskan, awalnya program pencetakan KTP elektronik di kabupaten dilaksanakan mulai November mendatang. Namun, karena kegagalan lelang, maka pengadaan blangko 5 juta lembar urung ada kepastian.

“Kami masih menunggu. Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan dan blangko tersebut bisa dikirim,” kata Eko saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (3/10/2014).

Namun, menurut dia, pengiriman blangko tidak semudah yang dibanyangkan. Malahan, dia yakin pengiriman akan mengalami keterlembatan dari jadwal yang ditentukan.

Advertisement

“Kegagalan lelang membuat pusat harus melakukan lelang ulang. Sedang untuk sekali lelang biasanya membutuhkann waktu selama 45 hari, jadi sangat sulit program itu bisa direalisasikan pada November nanti,” ungkap dia.

Lebih lanjut Eko mengatakan, berdasarkan Peraturan Presiden No 112/2013 tentang Perubahan Keempat atas Perpres No 26/2009 tentang Penerapan KTP Berbasis Nomor Induk Kependudukan, diputuskan KTP konvensional dapat digunakan sampai 31 Desember 2014. Hanya, kegagalan tersebut memungkinkan adanya perpanjangan masa berlaku KTP non elektronik.

“Mudah-mudahan tidak ada masalah. Mungkin, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, saat kebijakan penerapan KTP elektronik urung bisa dilakukan sepenuhnya, akan dibuat kebijakan baru lagi,” ungkap Eko.

Advertisement

Dia pun berharap segera ada penyelesaian masalah itu. Sebab, untuk pencentakan KTP elektronik secara mandiri, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah melakukan pengadaan 24 printer. Sayangnya, hingga saat ini alat tersebut urung digunakan.

“Pasca kegagalan lelang, kami sudah menyampaikan ke pusat berkenaan dengan alat tersebut. Beruntung, pusat dapat memahami hal itu. Malahan, kami mendapatkan tambahan anggaran untuk biaya perawatan,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif