News
Senin, 6 Oktober 2014 - 14:45 WIB

KURIKULUM 2013 : Kurikulum 2013 Tekankan Jargon Anak adalah Peniru yang Baik

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, SOLO – Ketua Unit Implementasi Kurikulum Pusat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Tjipto Sumadi, menyatakan Kurikulum 2013  lebih menekankan jargon anak adalah peniru yang baik.

Jargon itu mematahkan pendapat guru yang selama ini menganggap anak adalah pendengar yang baik.

Advertisement

“Jika dulu anak harus bawa banyak buku ke sekolah, kali ini mereka cukup bawa dua buku tapi muatannya sudah mencakup seluruh materi ajar atau terintegrasi,” kata dia, saat menjawab pertanyaan wartawan di The Sunan Hotel, Solo, Senin (6/10/2014).

Dia mengatakan Kurikulum 2013 adalah kelanjutan dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kekurangan dari kedua kurikulum tersebut disempurnakan dengan diterapkannya kurikulum 2013.

Tjipto mencontohkan proses pembelajaran berbasis aktivitas di tingkat sekolah dasar (SD) bakal lebih melekat ke dalam ingatan, karena anak adalah peniru.

Advertisement

“Kurikulum ini tentu tak bisa dilakukan oleh guru yang harus mengajar di lebih dari satu sekolah. Kuncinya hanya satu, guru harus sekreatif mungkin. Kalau waktunya habis untuk bolak-balik dari satu sekolah ke sekolah lain, tentu tidak bisa terlaksana,” ujar Tjipto.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Solo (UNS), Furqon Hidayatullah, yang juga menjadi salah satu anggota tim penyusun Kurikulum 2013 menuturkan perangkat mata pelajaran yang diterapkan itu menitikberatkan pada tiga aspek yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

“Grand design ke depan adalah semua guru paham bagaimana mengimplementasikan kurikulum, hingga evaluasinya,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif