SOLOPOS.COM - Wagub DKI Jakarta Basuki T. Purnama (JIBI/Dok.)
Solopos.com, JAKARTA – Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Basuki T. Purnama atau yang akrab disapa Ahok mempunyai keinginan untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI). Menurut dia, ormas anarkis yang ingin mengubah UUD dan Pancasila tak berhak hidup di Indonesia.
“Tinggal kita cari caranya gimana bubarinnya kan. Tapi orang [FPI] nggak pernah ada kok, nggak pernah ada izin. Gimana mau bubarinnya. Nah ini juga lucu,” jelas Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (6/10/2014).
“Ya prinsip saya, semua ormas apa pun yang anarkis yang mau mengubah UUD dan Pancasila harus hilang dari republik ini. Prinsip saya seperti itu. Ini NKRI,” tambah Ahok dilansir Detik.
Menurut Ahok, organisasi apa pun kalau sudah berbuat anarkistis dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, tak pantas berkembang di Indonesia.
Sebelumnya, aparat Polda Metro Jaya menyatakan akan menjemput paksa pimpinan Front Pembela Islam Habib Novel Bamukmin guna dimintai pertanggungjawaban atas aksi demonstrasi berujung rusuh di Kompleks Balaikota dan DPRD DKI Jakarta. (Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Habib Novel Buron)
“Belum ada iktikad baik untuk memenuhi panggilan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto di Jakarta, yang dilansir Antara, Minggu (5/10/2014).
Ia mengatakan petugas kepolisian akan menjemput paksa karena Habib Novel tidak memenuhi imbauan polisi yang masih melakukan langkah persuasif.
Rikwanto menyebutkan Habib Novel merupakan koordinator massa FPI yang berunjuk rasa menolak pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal itu berdasarkan surat pemberitahuan rencana aksi yang diserahkan kepada Polda Metro Jaya.
Rikwanto mengaku polisi telah mengetahui keberadaan Habib Novel, namun masih menunggu niat baik dari salah satu pimpinan FPI tersebut.